Rabu, 28 Januari 2015

Refleksi Penegasan Arah

Menuju Gereja yang Berdialog, Inklusif dan Transformatif demi Memancarkan Kasih Allah di Kalimantan Selatan

Gereja
Gereja Keuskupan Banjarmasin berarti paguyuban umat beriman Katolik di Kalimantan Selatan. Gereja harus menghasilkan buah-buah kehidupan.

Gereja yang Berdialog
Gereja yang berdialog merupakan sifat yang harus dimiliki oleh setiap umat beriman Katolik di Keuskupan Banjarmasin yang merupakan kawanan kecil dan berada di tengah hidup beragama yang majemuk di Provinsi Kalimantan Selatan.
Dalam dialog itu Gereja menghormati dan tidak menolak apapun yang benar dan suci dalam agama-agama itu.

Gereja yang Inklusif
Gereja yang inklusif berarti Gereja yang terbuka. Gereja tak hendak menutup pintu  untuk keanekaragaman budaya, bahasa, suku, bangsa dan ideologi. Terutama dalam konteks masyarakat Kalimantan Selatan, Gereja harus tetap terbuka dengan umat beragama lain dan menerima mereka sebagai saudara dalam perziarahan menuju Allah yang sama. Pegangan kita adalah Yesus senddiri, yang menunjukkan Diri-Nya sebagai pribadi yang terbuka dan bdergaul dengan semua orang sebagai tanda universalitas Kerajaan Allah.


Gereja yang Transformatif
Gereja yang transformatif berarti Gereja yang memiliki daya ubah dari dalam dirinya sendiri. Daya ubah itu mengacu kepada Yesus sendiri, yang tergantung di kayu salib, dikerumuni orang-orang yang mengolok-olok dan mempermalukan-Nya. Dia menerima penderitaan dan siksaan yang berpuncak pada wafat di kayu salib. Namun melalui wafat-Nya, Yesus bangkit dengan cemerlang, dosa dan maut dikalahkan. Kebangkitan-Nya telah mengubah (mentransformasi) umat manusia yang semula suram dan menuju kebinasaan menjadi penuh kehidupan (Yoh 10:10).

Gereja yang transformatif berarti Gereja yang ikut menderita bagi dunia yang penuh masalah ini, sekaligus mengambil tindakan untuk menyembuhkannya.

Gereja Yang Memancarkan Kasih Allah di Kalimantan Selatan.
Iman adalah jawaban terhadap panggilan dan pilihan Allah. Yesus memanggil orang-orang yang dikehendaki-Nya. Beriman berarti menyerahkan hidup seluruhnya ke tangan Allah yang mengasihi kita dalam Yesus Kristus, sebab “Deus Caritas Est”—Allah adalah Kasih (1 Yoh 4:16). Tema sentral dalam hidup Yesus adalah keberpihakan kepada orang miskin. Puncak ibadat yang sesungguhnya adalah cinta kasih kepada sesama. Yesusu menunjukkan sikap “berbelakasih” atau “rahim”. Sidang Sinode merefleksikan bahwa tanda kehadiran Gereja dalam Masyarakat Kalimantan Selatan adalah mampu menjadi saksi kasih Allah.

Sidang Sinode menyepakati bahwa tujuan pokok umat Katolik di Kalimantan Selatan adalah “Umat Katolik Banjarmasin mempunyai pengetahuan, pemahaman, penghayatan dan perwujudan iman dalam hidup menggereja dan bermasyarakat: suatu sikap pastoral yang perlu terus diperbarui.”
Umat mencapai tujuan pokok tersebut maka perlu pewartaan iman sampai kepada umat (kerygma), bahwa Ekaristi menjadi sumber dan puncak hidup kristiani (leitourgia), bahwa Umat Katolik memiliki solidaritas dan belarasa kepada sesama dan lingkungan yang memerlukan perhatian dan pertolongan (diakonia), bahwa Umat Katolik semakin terlibat aktif dalam hidup persekutuan (koinonia) dan bahwa Umat Katolik berani bersaksi dalam hidup menggereja dan bermasyarakat (martyria).


Tidak ada komentar: