Senin, 13 April 2015

Ketakutan


“Ketika hari sudah malam pada hari pertama minggu itu berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi. Pada waktu itu datanglah Yesus dan berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata, ‘Damai sejahtera bagi kamu!” (YOH 20, 19)
PARA murid merasa takut, sehingga mereka berkumpul dalam satu ruang dengan pintu yang terkunci. Mereka takut kepada orang Yahudi. Jangan-jangan mereka juga akan ditangkap dan mengalami penderitaan seperti halnya dialami oleh Guru mereka.
Ketakutan membuat mereka bersembunyi, tertutup dan menghindar dari banyak orang. Ketakutan telah membatasi ruang gerak seseorang dan perjumpaan dengan orang lain. Ketakutan sesungguhnya tidak hanya dialami oleh para murid, tetapi juga menjadi pengalaman banyak orang. Anak-anak takut ditinggalkan orang tuanya.
Para siswa takut saat menghadapi ujian akhir atau ujian nasional. Orang muda takut diputus dan ditinggalkan pacarnya. Orang tua takut tidak mampu memberikan pendidikan yang baik untuk anak-anaknya. Sekelompok masyarakat takut terhadap ancaman tanah longsor, banjir atau angin puting beliung.
Para pejalan takut dengan maraknya begal di jalanan. Ketakutan telah membuat seseorang defensif, membentengi diri dengan berbagai senjata, pagar atau tembok rumah yang tinggi-tinggi. Banyak orang memelihara anjing untuk menjaga rumah atau mengupah seseorang untuk menjaga keamanan.
Ketakutan dirasakan oleh anggota keluarga atau dirasakan oleh para karyawan di tempat kerja. Orang takut usahanya gagal, pekerjaannya tertunda atau proyeknya diambil alih orang lain. Banyak orang takut terhadap orang lain, rekan kerjanya dan bahkan teman atau sahabatnya. Banyak orang takut terhadap hal-hal yang terjadi pada hari ini; ada pula orang yang takut akan masa lalunya.
Masa lalu yang selalu datang menghantui, mengejar dan membuat gelisah. Ada pula orang yang takut akan masa depannya yang suram dan tidak jelas. Ketakutan dialami banyak orang pada zaman ini.
Ketakutan menjauhkan rasa aman, tenteram dan damai. Ketakutan telah menghilangkan kegembiraan dan sukacita dalam diri banyak orang. Ketakutan macam apa yang pernah dan sedang aku alami saat ini?

Tidak ada komentar: