Senin, 16 November 2015

Misteri Kristus

Gereja Katolik memiliki kalendarium khusus yang dipakai untukkeperluan liturgy. Kalendarium ini menempel/ mengikuti pada kalender Romawi namun memuat peringatan dan misteri yang berbeda. Tahun liturgi adalah kurun waktu satu tahun yang digunakan sebagai pedoman untuk perayaan liturgi. Tahun liturgi dimulai pada hari minggu Adven I dan berakhir pada Sabtu pada pekan biasa yang terakhir, yaitu Sabtu sebelum Minggu Adven I dengan perayaan Paskah sebagai puncaknya. Unit dasar dalam tahun liturgi adalah pekan dengan Minggu sebagai puncak, karena Minggu merupakan peringatan kebangkitan Tuhan. Selama masa liturgi, Gereja memaparkan misteri Kristus yang dipusatkan pada perayaan dua misteri pokok, yaitu:
1) Kelahiran Yesus Kristus (Christmas) pada hari 25 Desember yang didahului dengan masa adven (Advent) 4 Minggu sebagai persiapandan dengan masa Natal sebagai masa penghayatan misteri Natal dan berakhir pada Pesta Pembaptisan Tuhan.


2) Kebangkitan Kristus yang dirayakan pada hari raya Paskah yang dipersiapkan dengan masa Pra Paskah (Lent) mulai pada hari Rabu Abu. Masa ini dilengkapi dengan masa Paskah (Easter Season) yangberakhir pada Hari Raya Pentakosta (Pentacost).
Sementara itu, ada masa biasa (Ordinary Time) yang terdiri atas 34-34 minggu. Masa biasa tidak berhubungan dengan segi-segi khusus dalam isteri Kristus. Pada masa biasa, dipakai warna liturgi hijau. Jikadisederhanakan dalam bentuk lingkaran, maka tata tahun liturgi Gereja ialah sebagai berikut:

Ernest Mariyanto, Kamus Liturgi Sederhana, Yogyakarta: Kanisius, 2004, entri Tahun Liturgi dan Masa Liturgi , hlm. 122-123, 210.

a. Lingkaran Masa Natal
Masa Liturgi ini berpusat pada perayaan Natal. Pada masa ini dirayakan misteri-misteri utama yang berkaitan dengan inkarnasi ataupenjelmaan Sang Sabda. Perayaan utama dalam masa Natal adalah hariraya penampakan Tuhan. Keduanya merayakan misteri pewahyuan Allah kepada manusia. Masa Natal dibuka dengan ibadat sore tanggal 24 Desember dan ditutup dengan Pesta Pembaptisan Tuhan, jadi hanya sekitar 2-3 minggu. Perayaan – perayaan Natal (atau dalam bahasa umumdisebut Natalan) sebaiknya dilaksanakan dalam masa Natal, jadi tidak sebelum hari raya Natal dan sesudah Pesta Pembaptisan Tuhan. Sepanjang masa Natal ini warna liturgi yang dipakai adalah putih.

b. Lingkaran Masa Paskah
Sebelum perayaan Paskah ada masa persiapan selama 40 hari. Sejakawal Kekristenan, jemaat merayakannya dengan olah doa dan puasa dimana para calon baptis juga dikenalkan pada masa ini (Didakhe 7:4,4)
Ernest Mariyanto, ibid. hlm. 123
Diagram Lingkaran liturgi(Liturgical Cycle)

Dari praktik yang dilakukan selama 40 hari ini (quadregesima),
pada awalnya tidak diadakan pesta – pesta liturgis.

Masa Prapaska adalah masa pertobatan di mana setiap orang memerbaharui diri untuk menyiapkan puncak masa liturgi. Dikatakan pulabahwa pertobatan memiliki dimensi social, bukan hanya soal kesucian pribadi. Pentingnya pertobatan digarisbawahi oleh KV II:
Pertobatan selama masa empat puluh hari hendaknya janganhanya bersifat batin dan perorangan
,melainkan hendaknya bersifat lahir dan social kemasyarakatan. Adapun praktek pertobatan, sesuai dengan kemungkinan - kemungkinan zaman kita sekarang dan pelbagai daerah pun juga dengan situasi Umat beriman, hendaknya makin digairahkan dan dianjurkan oleh pimpinan gerejawi seperti disebut.
Namun puasa Paska hendaknya dipandang keramat dandilaksanakan di mana-mana pada hari Jumat dengan Sengsara dan Wafat Tuhan dan bila dipandang berfaedah, diteruskan sampai Sabtu suci,supaya dengan demikian hati kita terangkat dan terbuka, untuk menyambut kegembiraan hari Kebangkitan Tuhan. (SC 102)
Masa liturgi ini berpusat pada perayaan Paskah. Masa Paskah dimulaipada hari Raya Paskah dan berakhir pada hari raya Pentakosta. Jadi ada 50lamanya hari masa Paskah. Masa ini diwarnai dengan kegembiraan dansukacita atas dasar kebangkitan Kristus, kemenangan Yesus atas dosa dankematian. Dalam masa ini, kegembiraan diungkapkan dengan nyanyian Aleluya. Hari - hari dalam pekan pertama disebut oktaf Paskah. Pada hari ke-40 (Kamis sesudah Minggu Paskah VI) dirayakan Hari Raya Kenaikan Tuhan.Hari – hari persiapan akan kedatangan Roh Kudus yang biasanya diisi jugadengan Novena Roh Kudus atau novena Pentakosta. Masa ini juga dipakaioleh Gereja sebagai masa mistagogi bagi para baptisan baru. Pada masa Theodor Klauser, A Short History of the Western Liturgy: An Account and Some Reflections, Oxford: Oxford University Press, 1979, Hlm. 90

Mistagogi
ialah masa pemantapan iman bagi orang yang baru saja dibaptis,para baptisan baru masih harus mengikuti pertemuan-pertemuan katekese Liturgiyang dimaksudkan untuk memantapkan iman mereka. Bagi orang yang dibaptispada malam Paskah, mistagogi berlangsung selama masa paskah. Dalampraksisnya, tidak jarang masa mistagogi ini diandaikan saja adanya. Dalamrangka pendidikan liturgi, seyogyanya masa ini tidak dilewatkan saja.
Masa pra Paskah menjadi masa yang amat penting dalam menyambut Paskah, sebagaimana ditekankan dalam SC 109:
Hendaklah baik dalam Liturgi maupun dalam katekese liturgisditampilkan lebih jelas dua ciri khas masa “empat puluh hari”, yakni terutama mengenangkan atau menyiapkan Baptis dan membina pertobatan. Masa itu secara lebih intensif mengajak umat beriman untuk mendengarkan sabda Allah dan berdoa dan dengan demikian menyiapkan mereka untuk merayakan misteri Paska. (SC 109)

C. Tinjauan Liturgis Natal dan Paskah
Liturgi gereja selalu ditujukan kepada Allah, seperti tampak dalam pola doa syukur agung yaitu dimana Gereja bersyukur kepada Bapa ataswafat dan kebangkitan Kristus yang secara istimewa diungkapkan dalam perayaan Ekaristi. Atas dasar itu dapat dikatakan bahwa ada sifat teosentris liturgi. Liturgi ‘otomatis’ bersingungan dengan Yesus Kristus yang dirayakan. Dimensi Kristologis Nampak dalam diri Yesus sebagai sakramen, yakni tanda nyata yang menampakkan diri dalam peristiwa Yesus Kristus,khususnya dalam misteri Paska. Liturgi bercorak paskal dalam artian liturgimenampilkan misteri wafat dan kebangkitan sebagai pangkal kebaruan hidup. ‘Buanglah ragi yang lama supaya kalian menjadi adonan baru (1 Kor 5:7-8) Di atas telah dikatakan bahwa liturgi sebagai perwujudan misteri Paskah. Maka, penekanan dan identifikasi dengan Paskah lebih dominan daripada perayaan lain.

Sacrosanctum Concilium menampilkan posisi penting Paskah tersebut:
Adapun karya penebusan umat manusia dan permuliaan Allah yang sempurna itu telah diawali dengan karya agung Allah ditengah umat Perjanjian Lama.Karya itu diselesaikan oleh Kristus Tuhan, terutama dengan misteri Paska:

sengsara-Nya yang suci, kebangkitan-Nyadari alam maut, dan kenaikan-Nya dalam kemuliaan.
Dengan misteri itu Kristus “menghancurkan maut kita dengan wafat-Nya dan membangun kembali hidup kita dengan kebangkitan-Nya”. Sebab dari lambung Kristus yang beradu di salib muncullah Sakramen seluruh Gereja yang mengagumkan
(SC. 5) Gereja menciptakan tahun liturgi dengan susunan tertentu dengan tujuan sebagai berikut :
Bunda Gereja yang penuh kasih memandang sebagai tugasnya: pada hari-hari tertentu disepanjang tahun merayakan karya penyelamatan Mempelai ilahinya dengan kenangan suci. Sekali seminggu, pada hari yangdisebut Hari Tuhan, Gereja mengenangkan Kebangkitan Tuhan,yang sekali setahun, pada hari raya agung Paska, juga dirayakannya bersama dengan Sengsara-Nya yang suci. Namun selama kurun waktu setahun Gereja memaparkan seluruh misteri Kristus, dari Penjelmaan serta Kelahiran-Nya hingga Kenaikan-Nya, sampai hari Pentekosta dan sampai penantian kedatangan Tuhan yang bahagia dan penuh harapan.
(SC.102) Perayaan malam Paskah disebut sebagai perayaan puncak tahun liturgi Gereja. Martasudjita menyebutnya sebagai Pusat dan Jantung Hatitahun Liturgi. Di sana ia menekankan bahwa liturgi dirayakan sepanjang tahun dengan berpusat pada misteri Paskah. Sebab khususnya pada perayaan meriah disemarakkan dengan pelbagai lambang hidup baru dandengan lebih banyak bacaan kitab suci, melimpahnya simbol, tata urutan dan durasi yang panjang. Tanda yang dipakai di antaranya ialah api, lilin Paskah, air baptisan. Bahkan, tidak jarang ada upacara inisasi sebagaitanda bahwa mereka yang dibaptis dibangkitkan oleh Kristus dari kedosaan. Secara liturgis, Paskah merupakan hari raya terbesar. Persiapan yang panjang dari malam Paskah ini juga mau menunjukkan keseriusanatau titik penting perayaan ini.Hari raya Natal dipandang sebagai peringatan awal karya penebusanKristus di dunia ini. Inilah hari raya yang pertama dalam tahun liturgi.Namun demikian, tata perayaannya tdak semeriah seperti malam Paskah.

Dari dasar- dasar di atas dapat dilihat bahwa ada hubungan yang eratantara misteri keselamatan / penebusan dengan liturgi. Paskah pun bukan merupakan peristiwa sejarah umat Ibrani yang dibebaskan dari
Merayakan Yesus Kristus: Kursus Azas-Azas Liturgi berdasarkan Konstitusi Liturgi dan pembaharuan Janji Baptis, dan semua hadirin mendapatkan percikan airsuci yang diberkati dengan lilin Paskah. Ritus liturgi dilengkapi dengan Pujian Paskah (Excultet) dan Paskahpagi dengan sekuensi Paskah. Jadi secara liturgis kelihatan sekali bahwa Paskah disiapkan dengan tata liturgi lebih dalam dan serius daripada Natal. Demikian juga didukung dengan Sabda dan simbolisasi liturgis yang kaya makna dan meriah.
b. Secara spiritual Perayaan Natal diawali dengan 4 Minggu Advent (22-29 hari). Disusul 3 Minggu sesudah Natal sampai HR Pembaptisan Tuhan.Perayaan Paskah diawali dengan 40 hari PraPaskah dan Pekan Suci.Diikuti 50 hari Pekan sesudah Paskah sampai Hari Raya Pentakosta.
c. Secara Historis-Perayaan Paskah mempunyai akar perayaan sejak jaman Gereja Perdana (Gereja awal) dan menjadi perayaan puncak dari seluruh tahunLiturgi dan penafsiran sejarah keselamatan.- Perayaan Natal adalah perayaan tambahan-susulan jauh setelah Gereja Perdana lewat dan bahkan setelah Gereja Katolik mapan.
d. Dari sisi Tradisi Suci gerejawi- Dari tradisi suci gerejawi, umumnya yang dirayakan adalah hari kematian dan bukan kelahiran. Perhatikan perayaan orang kudus selalu dirayakan pada hari kematiannya, dan bukannya pada hari kelahiran orangkudus itu. Perayaan ini pun dirayakan tak mengenal akhir.- Tetapi dari tradisi umum, orang lebih suka merayakan kelahiran.Kelahiran dirayakan dengan meriah, terutama pada angka istimewa. Tetapi sesudah kematian HUT kelahiran berhenti. Kematian dirayakan untuk tradisi Indonesia hanya sampai kari ke-1000 (tahun ketiga) dan itupun diperingati dan bukan dirayakan dengan amat sederhana dan dalam kekhusukan.
e. Secara sosiologis Natal kini bukan menjadi ‘budaya’ orang Kristiani saja, melainkan kaum beragama lain. Hal ini juga kita dapati dalam peringatan Valentine.
Yohanes Samiran SCJ, dalam Tradisi Natal, Rohani Yahoo groups

Salah satu aspek yang menopang terjadinya pop culture
Ini adalah peranan kapitalisme global yang merasuk ke dalam tatanan/ sistem masyarakat. Jika Natal dirasakan lebih meriah, hal ini juga kedekatannya dengan peringatan tahun baru. Pada masa ini, meskipun tidak ada perayaan Natal, gegap gempita acara, huburan, dekorasi tahun baru turut menjadi penyebab alasan bahwa Natal pasti meriah. Perkembangan media massa juga turut menjadi motor penggerak antusiasme Natal dengan dihadirkannya acara-acara hiburan. Bisnis ziarah meraup omset tinggi dengan masa Natal ini sebab dekat dengan libur tahun baru. Ornamen dan pernak – pernik Natal pun jauh lebih menarik dan variatif dibandingkan Paskah. Kemeriahan lahiriah (secara sosial) menjadi acuan tingkat pentingnya suatu acara. Amat disayangkan jika perayaan Natal dan Paskah direduksi sebatas perkara lahiriah. Sejak awalnya, posisi dan makna Paskah selalu berada di tempat yang paling tinggi dibandingkan semua perayaan dalam Gereja. Jika dalam kenyataannya, Paskah malah cenderung sepi dan dilupakan, hal itu sama sekali bukan menurunkan posisi dan maknanya. Justru jika ada kecenderungan seperti itu, tugas uskup, imam, katekis, terutama para ahliliturgi belum selesai. Tugas mereka ialah memberikan pemahaman danpenekanan kembali akan Paskah sebagai puncak liturgi Gereja. Sebagai orang Kristiani yang baik, hendaknya tetap berpegang teguh pada artimakna dan posisi penting Paskah sebagai jantung dan pusat tahun liturgi, meskipun popularitasnya dikalahkan oleh Natal.


Tidak ada komentar: