Rabu, 10 Februari 2016

Doa, Puasa dan Amal Kasih

Rabu, 10 Februari 2016
Rabu Abu
Yl 2:12-18; Mzm 51:3-4.5-6a.12-13.14.17; 2Kor 5:20-6:2;Mat 6:1-6.16-18
Dalam khotbah di bukit Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, “Hati-hatilah, jangan sampai melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat. Karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di sorga.”
SAAT kita mengawali masa Prapaskah, dalam Injil hari ini Yesus Kristus mengingatkan kita perlunya memulihkan diri kita dari dosa dan berdamai dengan Allah. Selama masa Prapaskah kita diwajibkan melakukan tiga hal ini: doa, puasa, dan amal kasih untuk membangun kehidupan rohani kita. Selama masa Prapaskah ini Yesus Kristus mengundang kita untuk memurnikan hati dan budi dan kembali mengarahkan diri kepada-Nya. Selama masa ini kita dipanggil untuk secara intensif membangun sikap doa, puasa dan karya amal sebagai latihan rohani kita.
Sebagaimana kita ketahui dengan baik, doa memurnikan kehendak kita dan menghubungkan segala yang kita lakukan dengan Allah. Puasa membersihkan kita dari kesenangan diri dan egoisme. Karya amal merenungkan persaudaraan kita dengan kaum papa miskin dalam keluarga Yesus dan mengingatkan kita bahwa kesejahteraan yang sejati tidak ditentukan oleh harta milik, melainkan oleh kasih kepada Allah.
Dalam Injil hari ini, Yesus meneguhkan kita untuk berdoa secara tersembunyi, berpuasa dan memberi amal kasih secara rahasia, tanpa menyombongkan yang kita lakukan kepada sesama. Dalam cara ini kita diyakinkan bahwa kita melakukan kasih kepada Allah dan hanya menyenangkan Allah semata.
Dalam Adorasi Ekaristi Abadi, sementara menyembah Yesus Kristus yang hadir dalam Sakramen Mahakudus, kita belajar berdoa secara intensif di hadirat-Nya. Itulah korban persembahan kita untuk menyenangkan Dia.
Tuhan Yesus Kristus, Engkau memberi kami rahmat untuk memulai masa Prapaskah ini dengan antusiasme dan kasih yang besar. Tuhan, Engkau mengetahui betapa kami membutuhkan Dikau dan tergantung pada-Mu. Engkau mengetahui kelemahan kami dan dosa-dosa kami. Semoga kami memulai masa Prapaskah ini dengan kerinduan untuk bertumbuh dalam kasih, mempersiapkan diri kami secara pantas untuk merayakan misteri sengsara, wafat dan kebangkitan-Mu kini dan selamanya. Amin.

Tidak ada komentar: