Senin, 15 Februari 2016

Mengapa Kita Mudah Jatuh Dalam Dosa Yang Sama

SERINGKALI setiap masa pertobatan, kita dibikin stress  oleh yang namanya: “DOSANYA ITU LAGI-ITU LAGI.”
Ataupun dalam berpantang dan berpuasa, gak bisa lihat Tukang Mie ayam lewat depan rumah, gampang banget batalnya, asalannya LUPA.
Baru keluar dari pintu Gereja, ketemu temen2, udah gampang banget kepancing buat ngomongin orang lagi.
Keledai saja tidak akan masuk ke lubang yang sama.
Tuhan Yesus dalam bacaan Injil besok memberikan salah satu kunci untuk mengatasi godaan, yaitu memahami strategi setan ketika mengoda manusia.

Dalam perang, kalau mau menang, kita harus tahu dan ahli strategi musuh, apalagi setelah dikalahkan berkali-kali.
Apalagi musuh yang kita hadapi adalah si LICIK dan si PENGECOH.
Kalau strategi musuh sudah di tangan, paling tidak kita tahu senjata/strategi apa yang akan kita terapkan supaya tidak kalah lagi.
Perhatikan yang dilakukan Yesus dalam memahami Strategi si penggoda dan senjata yang dipakai Yesus:
Strategi setan yang pertama:
Merusak/menganggu pola pikir manusia. Setan berusaha mengaburkan pemahaman Yesus tentang RASA LAPAR dari berpuasa.
Setan mengecoh pikiran manusia tentang keluhuran dan maksud baik dari puasa dan menahan rasa lapar.
Bujukan setan: kalau lapar ya makan, susah amat, Anak Allah masa bisa kelaparan/menderita….. Begitu kira2
Strategi Yesus:
Yesus menangkap maksud dari si licik ini dan tidak terperangkap pada pikiran sempit. Lihat, Yesus mengutip Ulangan 8:3-4.
Di situ Yesus membenturkan pemahaman Allah dan Pemahaman si setan.
Menurut Allah di Kitab Ulangan, rasa lapar dalam puasa ada maksud dan tujuannya, yaitu mengajarkan manusia untuk RENDAH HATI, tidak cuma mengandalkan dirinya sendiri tetapi juga mengandalkan Tuhan dalam hidup.
Dengan senjata ini, Yesus bisa menelanjangi godaan iblis.
MAKSUD dan TEKAD yang sangat kuat dan luhur dari berpuasa akan membantu manusia menahan godaan setan yang pertama. Makanya puasa dan pertobatan harus diniatin betul-betul.
Strategi setan yang kedua:
Melupakan kebaikan Tuhan, dan tidak sabar/marah kalau doa-doa belum dikabulkan. Senjata ini sangat ampuh.
1 penderitaan bisa melupakan 1000 kebaikan. Begitu kira-kira…
Kalau manusia sudah melupakan Kebaikan Tuhan, manusia tidak punya alasan lagi untuk menyembah Tuhan, tetapi menyembah yang lain.
Kok bisa. Lihat dari senjata yang dipakai Yesus, dari Ulangan 6:13.
Israel diingatkan bahwa mereka dulu bangsa budak yang ditolong oleh Allah dengan segala kebaikkan. Lih ay.21.
Ajakan menyembah Tuhan muncul ketika Israel marah dan kecewa sama Tuhan ketika kehausan di Meriba. Mereka lupa sama kebaikan Tuhan yang sudah-sudah.
Senjata Yesus:
Mengingat-ingat kebaikan Tuhan. Setan pun keok.
Strategi setan yang ketiga (setan sudah mulai hilang akal), dengan memakai senjatanya Yesus, yaitu Kitab Suci. Setan pakai Mazmur 91.
Yesus tahu dan sadar betul ini.
Salah satu yang merusak keimanan manusia adalah merusak dan menyalahgunakan nilai-nilai kesucian itu sendiri. Meragukan nilai-nilai Sakramental, tubuh dan darah Tuhan, persatuan dalam komunitas, Ekaristi, nilai luhur dalam keluarga, dll.
Yesus menjawab: ADA FIRMAN.
Wow. Bagi Yesus Kitab Suci bukan cuma buku yang isinya pentunjuk atau hal-hal baik saja, tetapi FIRMAN TUHAN sendiri, yang harus dibaca, direnungkan, berusaha diresapi dan dipahami isinya, dan DIJALANKAN dengan sepenuh hati.
3 – 0 buat Yesus.

Tidak ada komentar: