Rabu, 20 Mei 2015

Humor Jesuit (1)


Pengantar Redaksi
Humor-humor cerdas ini telah lama beredar dan tidak diketahui dikarang oleh siapa. Kami ingin menampilkan kisah-kisah rekaan ini sebagai selingan dan tidak dimaksudkan untuk merendahkan atau membedakan ordo-ordo para imam.
Ini sekedar cerita pendek selingan belaka.
——————–
Permintaan Terakhir
Tiga orang pastor sedang berada pada ruang perawatan ICU yang sama, kondisi ketiganya sudah menjelang maut. Satu orang dari ordo Dominikan, satu Fransiskan, dan satu Jesuit.
Suatu malam, Malaikat Maut muncul di hadapan mereka dan memberitahu mereka bahwa sudah tibalah saat mereka harus ‘menghadap Tuhan’. Maka malaikat itu lalu menginformasikan bahwa mereka masing-masing boleh mengajukan satu permintaan terakhir sebelum dibawa menghadap Tuhan.
Pastor Dominikan meminta agar boleh memandang wajah Sang Juru Selamat. Dalam sekejap, wajah Yesus muncul di hadapannya. Pastor itu merasa puas dan dia pasrah menyongsong kematiannya tanpa rasa sesal.
Pastor Fransiskan meminta untuk bisa menyentuh luka di tangan dan kaki Yesus. Seketika Yesus muncul dan mengundangnya untuk memeriksa luka-lukanya, seperti halnya rasul Thomas. Pastor itu menyentuh tangan dan kaki Kristus dan menangis dengan sukacita. Ia merasa damai dan puas dengan hidupnya.
Akhirnya, giliran pastor Jesuit mengajukan permintaan terakhirnya. Tanpa ragu, pastor itu berkata, “Saya ingin pendapat kedua (second opinion).”
Pertanyaan yang Tepat
Seorang pastor Fransiskan dan seorang pastor Jesuit berteman baik. Mereka keduanya perokok yang merasa sulit untuk berdoa dalam waktu yang panjang tanpa merokok. Akhirnya mereka memutuskan untuk pergi ke pembesar/pimpinan masing-masing untuk meminta izin merokok.
Ketika mereka bertemu lagi, pastor Fransiskan itu bermuka muram dan menceritakan kepada temannya, “Saya bertanya kepada superior saya apakah saya boleh merokok ketika sedang berdoa dan dia berkata ‘tidak’.”
Sang pastor Jesuit tersenyum. “Sebaliknya saya bertanya kepada superior saya, apakah saya boleh berdoa ketika sedang merokok. Dia menjawab ‘tentu saja’

Tidak ada komentar: