Dalam Gereja Katolik ada yang kita sebut “tindakan simbolis”, artinya setiap sikap atau tindakan mempunyai arti tersirat. Misalnya duduk menunjukkan sikap siap mendegar; berdiri menunjukkan sikap siap menerima perintah; dan masih banyak yang lain. Jadi menurut kami, pertama harus cari bukan kapan duduk - kapan berdiri - kapan berlutut, tetapi pertama-tama cari dulu makna apa kalau orang berlutut.
Jika kita sudah tahu atau lebih tepat memahami maknanya, maka:
Pertama, dengan sangat mudah kita menentukan tata gerak secara bersama (= karena liturgi itu memang soal kesepakatan). Misalnya, di depan romo pada waktu mengantar persembahan dari meja misdinar, misdinar tunduk karena romo tidak perlu disembah. Romo dihormati karena dalam perayaan ia menjadi tanda kesatuan kita.
Kedua, dengan memahami maknanya seorang misdinar lebih sungguh-sungguh menghayati apa yang ia lakukan. Berlutut dengan sikap sempurna misalnya, atau kalau semua berlutut yah jangan ada yang berdiri, khan aneh kelihatannya. Makanya, supaya jangan ada banyak keanehan, misdinar perlu latihan.
Soal sumber buku banyak sekali. Ada yang judulnya langsung tentang misdinar, ada yang judul dan temanya tentang liturgi pada umumnya. **p.gregoriuskh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar