Rabu, 23 Desember 2015

Bersiaplah memberi yang terbaik: diri kita sendiri


Sumber gambar: Sumber gambar: https://theconservativetreehouse.files.wordpress.com/2012/12/advent-wreath-3.jpg
[Hari Minggu Keempat Adven: Mi 5:1-4; Mzm 80: 2-19; Ibr 10:5-10; Luk 1:39-44]
Hari Natal telah di ambang pintu. Di hari Minggu ke-empat Adven ini, kita semakin disadarkan untuk bersiap-siap menyambut kedatangan-Nya. Mungkin kita bertanya-tanya kepada diri sendiri, kiranya, bagaimana cara yang terbaik untuk menyambut Kristus? Apakah persembahan yang terbaik yang dapat kita berikan kepada-Nya?
Sabda Tuhan dalam Bacaan Kitab Suci hari ini membantu kita menemukan jawabannya. Dalam surat kepada jemaat Ibrani, dikatakan bahwa Allah Bapa tidak menghendaki korban hewan bakaran menurut ketentuan hukum Taurat, namun berkenan pada persembahan tubuh Yesus Kristus, yang dikehendaki-Nya sebagai persembahan yang menguduskan kita (lih. Ibr 10:8-10). Oleh karena itu, untuk menyambut Kristus yang adalah Kepala kita, kita sebagai anggota Tubuh-Nya, juga dipanggil untuk menyatukan persembahan diri kita dengan persembahan tubuh Kristus. Bagaimana caranya menyatukan persembahan diri kita dengan persembahan Kristus yang dilakukan-Nya sekali untuk selama-lamanya itu?


Gereja mengajarkan, “…Ketika Gereja merayakan Ekaristi, ia mengenangkan Paska Kristus; Paska ini dihadirkan: Kurban Kristus yang dipersembahkan satu kali untuk selama-lamanya tetap hadir” (KGK 1364). Maksudnya, Kristus yang sama yang dulu dikurbankan di salib sambil mencucurkan darah, kini hadir menembus batas ruang dan waktu, dan dikurbankan secara sakramental oleh kuasa Roh Kudus-Nya agar kita yang hidup di masa kini dapat tergabung dalam kurban Kristus yang satu-satunya itu. “Ekaristi adalah juga kurban Gereja. Gereja yang adalah Tubuh Kristus mengambil bagian dalam kurban Kepala-nya. Dengan Dia, Gereja sendiri dipersembahkan seluruhnya dan seutuhnya… Dalam Ekaristi, kurban Kristus juga menjadi kurban anggota-anggota Tubuh-Nya. Hidup umat beriman, pujian mereka, penderitaan, doa, karya mereka, disatukan dengan yang dimiliki Kristus dan dengan penyerahan diri-Nya secara menyeluruh; dan karena itu memperoleh nilai yang baru. Kurban Kristus yang hadir di atas altar memberi kemungkinan kepada semua generasi umat Kristen untuk dapat disatukan dengan kurban-Nya” (KGK 1368).
Maka pemberian yang terbaik bagi Tuhan di masa Natal ini adalah persembahan diri kita dalam perayaan Ekaristi. O, Tuhan, bantulah aku untuk sungguh menghayati makna Natal yang dalam tak terkira ini. Engkau telah mempersembahkan seluruh diri-Mu bagi kami, dengan menjadi manusia seperti kami. Bantulah kami untuk menanggapi kasih-Mu dengan mempersembahkan seluruh diri kami kepada-Mu dan menjadi manusia yang seperti Engkau!
Di hari-hari terakhir menjelang Natal ini, mari kita mengarahkan pandangan mata hati kita kepada Bunda Maria. Ia telah terlebih dahulu menunjukkan bagaimana mengikuti teladan Yesus untuk mempersembahkan diri kepada Allah, yang dinyatakan juga dengan memberikan dirinya kepada orang lain. Injil hari ini mencatat, bagaimana setelah ia menerima Kabar Gembira dari malaikat Tuhan, Maria segera mengunjungi Elisabet saudaranya yang sedang mengandung di masa tuanya. Maka, selain menyediakan tubuhnya untuk mengandung Yesus, Bunda Maria segera pergi mengunjungi sesamanya yang sedang membutuhkan pertolongan. Di hari-hari menjelang Natal ini, mari kita memohon terang Allah dalam hati kita, agar Ia memampukan kita menyapa dan menolong sesama yang membutuhkan uluran tangan kita, demi kasih kita kepada Tuhan Yesus yang telah lebih dahulu datang dan menolong kita.  
Merenungkan Injil hari ini, saat kita merenungkan Bunda Maria yang mengunjungi Elisabet saudaranya, kita pun merenungkan kunjungannya kepada jiwa kita. Sebagaimana kunjungannya menguduskan Yohanes Pembaptis dalam rahim Elisabet, semoga kunjungan Bunda Maria, juga menguduskan jiwa kita, agar kita semakin merindukan kedatangan Kristus.
Jiwaku melonjak kegirangan, 
karena kunjunganmu, ya Bunda,
yang membawa bayi Yesus di dalam rahimmu.
Engkau datang bergegas mengunjungiku,
membawa penghiburan dan harapan,
bahwa meskipun ada ombak besar kehidupan,
Tuhan Yesus akan menyertai:
Ia yang telah meninggalkan segala-galanya,
untuk menghampiri dan menyelamatkanku
dan semua orang yang dikasihi-Nya.”

Tidak ada komentar: