Senin, 28 Desember 2015

Penjagaan Ketat Pada Perayaan Natal

“Untuk menunjukkan rahmat-Nya kepada nenek moyang kita dan mengingat akan perjanjian-Nya yang kudus, yaitu sumpah yang diucapkan-Nya kepada Abraham, bapa leluhur kita, Ia mengaruniai kita, supaya kita, terlepas dari tangan musuh, dapat beribadah kepada-Nya tanpa takut.” (Luk 1, 72-74)
PAGI ini saya sudah melihat beberapa orang di pos jaga keuskupan dengan berpakaian loreng warna hijau dan juga warna kuning hitam. Saya juga melihat beberapa anggota polisi yang berkeliling Gereja Katedral. Mereka adalah petugas keamanan yang berjaga untuk mengamankan perayaan Natal dan Tahun Baru.


Hadirnya petugas keamanan rupanya tidak hanya terbatas di Gereja Katedral, tetapi juga di banyak gereja lain. Hadirnya petugas keamanan di sekitar gereja perlu disyukuri, karena bisa memberikan jaminan rasa aman, sehingga umat beriman bisa beribadah dengan tenang.
Namun demikian, kehadiran petugas keamanan dari berbagai satuan sesungguhnya juga menyiratkan adanya rasa takut dari banyak orang dan banyak pihak. Dari pihak para petugas keamanan, mereka takut ‘kecolongan’, sehingga penjahat atau teroris bisa masuk ke dalam gereja dan membuat kekacauan. Maka mereka memeriksa dengan teliti berbagai sudut gereja dan barang-barang yang mencurigakan; juga memerikasa orang yang keluar masuk gereja dengan alat tertentu.
Konon penjahat atau teroris bisa membuat peledak yang tidak bisa terdeteksi oleh alat yang dimiliki petugas keamanan. Selain itu, sementara umat beriman juga ada yang merasa takut dan gelisah: jangan-jangan mereka digeruduk oleh sekelompok masa atau diganggu pelaksanaan perayaan Natalnya.
Majalah Hidup menulis bahwa sementara umat beriman merayakan Natal di tenda atau lapangan terbuka, karena tempat ibadat mereka sudah dirobohkan. Dalam suasana gelisah dan takut terhadap ancaman penjahat atau teroris, warta Natal tetap memberikan harapan dan sukacita, bahwa Dia yang datang akan memberikan rahmat dan karunia, yang memungkinkan umat beriman terlepas dari musuh dan bisa beribadat tanpa takut.

Tidak ada komentar: