Senin, 28 Desember 2015

Kebersihan Bibir

“Tetapi sesudah itu Aku akan memberikan bibir lain kepada bangsa-bangsa, yakni bibir yang bersih, supaya sekaliannya mereka memanggil nama TUHAN, beribadah kepada-Nya dengan bahu-membahu.” (Zef 3, 9)
BEBERAPA hari yang lalu sekelompok pasutri mengikuti prosesi lilin di Kaliori. Mereka mendapatkan tugas untuk koor. Melalui group BB, mereka saling mengingatkan dan saling mengajak untuk berangkat bersama serta berusaha melayani umat dengan baik.
Sementara menuju Kaliori, seorang itu menulis pesan di group bahwa tasnya ketinggalan. Ibu lain menanggapi, “Jangan kuatir! Isinya pemerah bibir kan? Aku bawa neih. Tinggal pilih: mau warna merah, pink, orange atau warna lain!” Begitu meriah dan nampak bersemangat tercermin dalam komentar di group.


Pemerah bibir rupanya menjadi sesuatu yang penting dan merupakan satu hal yang selalu ada di dalam tas wanita. Pemerah bibir ternyata jenisnya bermacam-macam: ada yang bentuknya cream, pensil; ada yang berfungsi untuk melembabkan, membuat basah, membuat tebal. Bibir perlu di-make up sedemikian rupa, agar penampilan seseorang semakin sempurna. Bagaimanapun juga, bibir tidak hanya merupakan hal penting bagi kaum wanita. Kaum pria juga memiliki bibir dan kaum pria pun merasa bahwa bibir punya peran penting.
Bibir berfungsi untuk menjaga makanan atau minuman agar tidak keluar atau tercecer dari mulut; juga berfungsi untuk memperjelas kata-kata seseorang; dengan bibirnya, orang bisa memberikan senyuman pada orang lain atau memberikan cibiran sebagai tanda mengejek atau merendahkan.
Yang utama dari bibir sebetulnya bukan soal bentuknya, tebal tipisnya atau warnanya; tetapi kebersihannya. Kebersihan bibir tidak hanya dimaksudkan karena bibirnya dicuci dan digosok saat mandi. Kebersihan bibir lebih ditentukan oleh kata-kata atau ucapan yang keluar lewat bibir seseorang: bukan kata-kata kotor, fitnah, atau sumpah serapah; bukanlah isu, gosip atau kejelekan orang lain.
Tuhan memberikan bibir bersih agar manusia memuji Tuhan, bersyukur dan beribadah pada-Nya, menyebut dan memanggil nama-Nya. Bibir macam apa yang selama ini kumiliki?

Tidak ada komentar: