“Hai langit, teteskanlah keadilan dari atas, dan baiklah awan-awan mencurahkannya! Baiklah bumi membukakan diri dan bertunaskan keselamatan, dan baiklah ditumbuhkannya keadilan! Akulah TUHAN yang menciptakan semuanya ini.” (Yes 45, 8)
BEBERAPA hari yang lalu saya membaca sebuah peristiwa yang terjadi di Surabaya. Ada seorang anak kecil berusia 7 tahun melaporkan orang tuanya ke polisi. Anak itu sering dipukuli dan disiksa oleh bapak dan ibunya, karena anak itu ingin pulang ke ibu kandungnya. Di bagian tubuh anak itu memang nampak memar, akibat pukulan.
Peristiwa ini menunjukkan sebuah perlakuan yang tidak adil terhadap anak kecil. Anak ini merupakan salah satu dari sekian banyak anak lain yang sering juga punya pengalaman sama, yakni diperlakukan tidak adil oleh orang lain.
Perlakuan tidak adil tidak hanya dialami oleh anak-anak. Banyak orang dewasa juga sering mengalami hal itu. Mereka mendapatkan perlakuan tidak adil di tempat kerja, dari pimpinan atau rekan-kerjanya. Banyak karyawan mengundurkan diri dari tempat kerja karena merasa diperlakukan tidak adil.
Orang-orang yang bermasalah dan harus menjalani proses peradilan sering juga merasa bahwa dirinya diperlakukan tidak adil, sehingga mereka berusaha naik banding ke jenjang peradilan yang lebih tinggi.
Salah satu sila dari dasar negara berkaitan dengan keadilan sosial. Namun demikian, betapa sulitnya bagi banyak orang untuk memperoleh keadilan di dalam kehidupan mereka. Betapa tidak mudah bagi banyak orang untuk bersikap dan berperilaku secara adil, terlebih kalau dalam diri mereka telah berkuasa egoisme dan kepentingan diri serta kepentingan kelompok yang begitu kuat. Nilai keadilan biasanya tersingkir dan dikalahkan oleh ketamakan atau kerakuasan; kepicikan dan kedangkalan hidup; kesombongan dan kemunafikan.
Dalam situasi seperti ini, pantaslah kita mohon kepada Tuhan agar langit meneteskan keadilan, awan-awan mencurahkan keadilan dan bumi menumbuhkan tunas keadilan bagi semua orang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar