Senin, 27 Juli 2015

Pewartaan Kristus di Zaman Digital dengan Semangat Rasul Paulus bagian I

I. Kristus hidup di dalam aku
Jika membaca riwayat hidup Rasul Paulus, kita akan terinspirasi dengan betapa besar kasihnya kepada Kristus. Ia benar- benar mempersembahkan seluruh hidupnya untuk mengabarkan Injil. Ia rela di penjara dan dianiaya, rela melakukan perjalanan yang berbahaya, demi mewartakan Kabar Gembira kepada segala bangsa. Semangatnya tak surut bahkan setelah beberapa kali didera, dan diterpa bahaya maut (lih. 2Kor 11:23, 25; Kis 27:27). Namun sesungguhnya, ia dapat mengasihi Kristus sedemikian rupa karena Tuhan Yesuslah yang terlebih dahulu mengasihi dan mengampuni dia. Perjumpaannya dengan Kristus di perjalanan menuju Damsyik mengubah seluruh hidupnya, dan melalui sentuhan kasih Kristus ia menjadi manusia baru. Paulus tidak lagi hidup menurut pengertian dan kehendaknya sendiri, namun menurut ajaran dan kehendak Kristus. Keseluruhan jiwa dan kehendaknya begitu terarah kepada Kristus, sehingga ia dapat mengatakan, “…. namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.” (Gal 2:20).




Kristus yang hidup di dalam diri Rasul Paulus juga hidup di dalam diri kita umat Allah yang telah menerima Sakramen Baptis. Semangat Rasul Paulus untuk mewartakan Kristus, dapat menjadi inspirasi bagi kita semua untuk juga melakukan tugas pewartaan – yang memang telah kita terima pada saat kita menerima Sakramen Baptis. Tugas pewartaan yang dulu dilakukan oleh Rasul Paulus dengan berjalan kaki, menjelajahi samudra luas, mengalami penghinaan dan penderitaan, sampai akhirnya menyerahkan nyawa demi Kristus yang tersalib, kini menjadi tugas yang harus kita emban bersama. Hanya seja sekarang jaman dan keadaannya berbeda. Dengan kehidupan yang diwarnai dengan informasi digital, cyberspace, maka tugas mewartakan Kristus menjadi lebih mudah bagi kita. Kita dapat melakukan semuanya dari rumah, asal terhubung dengan kabel internet. Terima kasih kepada teknologi. Selanjutnya, pertanyaannya, apakah kita mempunyai semangat dan spiritualitas seperti Rasul Paulus untuk memberitakan Kristus?

Tidak ada komentar: