Senin, 27 Juli 2015

SYAHADAT IMAN

SYAHADAT IMAN
(Disebut juga SIMBOLA IMAN)

(Dalam bahasa Latin: CREDO)

SIMBOLA/SIMBOLON IMAN

·        Dari bahasa Yunani: SUMBOLON à menggambarkan separuh dari benda yang utuh yang dipecahkan menjadi dua (umpamanya segel), yang dipakai sebagai tanda pengenal. Kedua bagian itu dihubungkan untuk memeriksa identitas pemakai.

·        Adalah tanda pengenal & tanda persekutuan untuk orang beriman.

·        Simbolon juga berarti himpunan/ringkasan/ikhtisar. Dalam SIMBOLON IMAN diringkaskan kebenaran-kebenaran iman yang pokok.

·        Oleh karena itu SIMBOLON IMAN dipakai sebagai pegangan pertama; sebagai teks pokok katekese.

·        Katekismus Gereja Katolik (KGK) no. 188

 

TEKS PERTAMA SYAHADAT

·        Aku percaya akan Allah, BAPA yang mahakuasa,

·        dan akan PUTRA tunggal-Nya, Tuhan kita YESUS KRISTUS,

·        dan akan ROH KUDUS,

·        dan akan kebangkitan badan,

·        dan akan GEREJA KATOLIK YANG KUDUS

·        Ditulis di Roma pada akhir abad II atau awal abad III, kemungkinan oleh Santo HIPPOLYTUS, seorang imam Syrian.

·        Karena itu disebut : TRADISI RASULI DARI HIPPOLYTUS.

·        Teks ini merupakan bagian dari Liturgi Sakramen Baptis.

·        Teks ini ditemukan pada abad VI; ditulis pada sebuah lembar papyrus; ditemukan di Mesir Atas.

·        Rumusan trinitaris (Bapa-Putra-Roh Kudus) mengacu pada teks Injil Matius 28:19, tanpa menyertakan unsur perkembangan Kristologi.

·        Teks ini merupakan jawaban seorang katekumen dalam liturgi sakramen Pembaptisan :

·        Apakah kamu percaya akan Allah BAPA ? Apakah kamu percaya akan YESUS KRISTUS ? Apakah kamu percaya akan ROH KUDUS?

 

Teks St. Hippolytus itu lalu dilengkapi oleh St. Eusebius, Uskup Caesaraea, pada pertengahan abad III dalam suratnya kepada seluruh komponen keuskupannya. Surat itu mengatur penggunaan rumusan syahadat iman itu dalam pembaptisan.

 

TEKS SYAHADAT ST. EUSEBIUS

Kami percaya akan satu Allah,

BAPA yang mahakuasa,

pencipta segala sesuatu yang kelihatan dan tak kelihatan.

(Teks Syahadat St. Eusebius )

Dan akan satu Tuhan Yesus Kristus, Sabda Allah,

Allah dari Allah,

Terang dari Terang,

Hidup dari Hidup,

Putra Allah yang tunggal,

Yang lahir pertama dari semua ciptaan,

Ia lahir dari Bapa sebelum segala abad,

Yang menjadikan segala sesuatu.

(Teks Syahadat St. Eusebius )

Untuk keselamatan kita

Dia menjadi daging

dan hidup sebagai manusia,

Dia menderita

dan bangkit lagi pada hari ketiga

dan naik kepada Bapa.

Dia akan datang kembali dalam kemuliaan

untuk mengadili orang yang hidup dan yang mati.

 

(Teks Syahadat St. Eusebius )

Kami percaya juga akan ROH KUDUS.

Teks Syahadat St. Eusebius itu memberi pengaruh sangat besar dalam perumusan

SYAHADAT IMAN
KONSILI NICAEA.

KONSILI NICAEA - 325

·        Merupakan konsili eukumenis I dalam sejarah Gereja.

·        Tanggal 16-25 Agustus 325, di Nicaea.

·        Hadir 318 Uskup (Bapa Konsili) dari Gereja Timur dan Barat.

·        Konsili ini diadakan melawan Pastor Arius dari Alexandria yang mengajarkan ajaran yang menyimpang dari ajaran resmi Gereja.

 

AJARAN ARIUS - ARIANISME

·        Yesus itu BUKAN ALLAH. Yesus hanyalah ciptaan Allah Bapa, tetapi dia adalah ciptaan istimewa.

·        Keistimewaan Yesus adalah bahwa Allah Bapa MENGANGKAT Yesus menjadi Putra-Nya.

·        Karena itu Yesus hanya mempunyai SATU HAKEKAT, yaitu hakekat kemanusiaan.

·        Yesus (Putra) TIDAK SAMA dengan Bapa. Bapa MENCIPTAKAAN NYA dan kemudian memakainya sebagai instrument penciptaan dunia.

 

Melawan ajaran Arius dan para Bapa Konsili Nicaea merumuskan ajaran resmi Gereja (Dogma)rumusan Syahadat Nicaea
(teks word, kolom 1-3)

Kemudian pada tahun 380-an muncul ajaran sesat lain dari EUNOMIUS dan kelompok MACEDONIAN/
PNEUMATOMACHUS, yang melawan ke-Allah-an Roh Kudus
à Roh Kudus itu bukan Allah; bukan Pribadi Ilahi.

Diprakarsai oleh
Kaisar Theodosius I, 150 Uskup Gereja Timur berkumpul dan mengadakan
Konsili Constantinople,
Mei-Juli 381.

Para Uskup Gereja Barat tidak ikut ambil bagian dalam konsili ini.

 

KONSILI CONSTANTINOPLE - 381

·        Melawan Eunomius dan Kelompok Pneumatomachus.

·        Menegaskan kembali ajaran resmi Konsili Nicaea (325) dan menambahkan rumusan iman tentang Roh Kudus dan tentang Gereja à teks word, kolom 4-5-6.

 

SANTO AMBROSIUS - 397

·        Uskup Milano (Gereja Barat)

·        Masih dalam suasana perlawanan terhadap kelompok Arianisme, merumuskan pokok-pokok iman berdasarkan teks St. Hippolytus, teks St. Eusebius dan teks Konsili Nicaea-Contantinople.

 

St. Ambrosius lah yang pertama kali menggunakan istilah SYAHADAT PARA RASUL /SYAHADAT APOSTOLIK

 

SYAHADAT APOSTOLIK, yang dinamakan demikian karena dengan alasan kuat ia dipandang sebagai rangkuman setia dari iman para Rasul. Itulah pengakuan pembaptisan lama dalam Gereja Roma. Karena itu ia mempunyai otoritas tinggi : Itulah simbolum yang dijaga Gereja Roma, dimana Petrus, yang pertama di antara para Rasul, mempunyai takhatanya dan kemana ia membawa ajaran iman para Rasul itu (Ambrosius, symb. 7) (KGK 194)

Mungkin karena terdorong oleh St. Ambrosius yang merumuskan kepercayaan pada Gereja, dan terlebih karena Konsili Constantinople (381) merumuskan juga ajaran tentang kesatuan Gereja, maka Gereja Barat dalam
Konsili Ephesus (431) dan
Konsili Chalcedon (451) menerima ajaran iman dalam Konsili Constantinople.


Sejak itu diterimalah sebagai sebuah ajaran resmi Gereja (Dogma) rumusan
Syahadat Iman
Nicaea
Constantinople oleh seluruh Gereja; dan disisi yang lain diterima rumusan ringkas Syahadat Iman dari
St. Ambrosius.

Tidak ada komentar: