SUATU hari, seorang pastor Jesuit
menumpang bis umum antar provinsi. Di sampingnya duduk seorang prajurit yang
suka mengobrol, tetapi sering menggunakan kata-kata kotor.
Pastor Jesuit merasa tidak enak dengan bahasa
prajurit tersebut , apalagi dalam bis terdapat banyak penumpang wanita; tetapi
dia menahan diri untuk tidak menunjukkan ketidaksukaannya.
Ketika bis mereka berhenti istirahat di rumah
makan, pastor itu berkata kepada prajurit tersebut.
“Pak, boleh saya minta tolong?”
Prajurit yang ramah itu langsung menjawab,”Siap
pastor.”
Pastor itu melanjutkan,”Perjalanan kita bersama
masih cukup jauh. Kalau saya keceplosan menggunakan kata-kata makian di depan
para ibu itu, mohon bantu ingatkan saya.”
Prajurit itu seketika tahu maksudnya dan metode
teguran pastor tersebut berjalan dengan sangat efektif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar