Pasutri harus dapat mengenali kebutuhan-kebutuhan kita,
ada kebutuhan pokok; yaitu kebutuhan fisik kita seperti makan, tidur,
kehangatan, gaya hidup, dan sebagainya. Pada saat kebutuhan pokok ini tidak
terpenuhi, kita mengalami ketidakpuasan, lapar, lelah, dingin, kesepian dan
putus asa. Dengan mudah kita dapat menyadari hal ini dalam kehidupan kita.
Selanjutnya adalah kebutuhan Emosionil, ini terkait
dengan relasi kita. Setiap orang mempunyai kebutuhan emosionil yang utama; yang
pertama adalah harga diri. Di dalam diri kita ada kekuatan untuk
menjadikan kita berharga, unik, dapat melihat diri kita sebagai seseorang yang
mempunyai nilai dalam kemampuan kita untuk menghargai dan menerima diri
sebagaimana adanya. Ini adalah kebutuhan harga diri:
mempunyai nilai di mata
kita sendiri dan di mata orang lain. Yang kedua adalah dicintai: dalam
diri kita ada kekuatan untuk mencintai dan dicintai, untuk dapat diterima dan
mempunyai tempat di hati orang lain, untuk mengalami kelemah lembutan,
keakraban dan kehangatan. Kebutuhan dicintai, mempunyai makna dalam pandangan
mata orang lain.Yang ketiga adalah keterlibatan: Bila kita
telah membuat suatu komitmen dan setelah kita tahu bahwa kita tidak dapat
memenuhinya, kita mungkin akan merasa tertekan saat berusaha untuk tidak
mengecewakan teman-teman kita, keluarga kita. Mungkin setelah itu kita akan
ditinggalkan. Saat kita ditinggalkan mereka, kita akan merasa kecewa dan
kesepian. Yang terakhir adalah kebebasan: bila seseorang
memberitahukan kita bagaimana melakukan sesuatu yang seharusnya dapat kita
lakukan sendiri, akhirnya kita merasa didikte, timbul kejengkelan, dongkol.
Perasaan ini menunjukkan kebutuhan menjadi diri sendiri hilang. Kemampuan untuk
mengekspresikan diri hilang.
Cara mengatasi semua ini adalah dengan berdialog,
bagaimana mengungkapkan keinginan dan kebutuhan kita agar pasangan kita,
keluarga kita, teman-teman kita mengerti dan memahami akan kebutuhan kita.
Hidup menurut rencana Allah, dengan dialog sebagai cara hidup kita, dengan
menghayati sedemikian rupa, sehingga kita dapat meminta kepada
pasangan-pasangan lain untuk dapat mengikuti langkah kami. Hidup menurut rencana
Allah, berarti menghayati relasi yang intim, terbuka, percaya penuh dan
bertanggung jawab. Coba kita ingat apa saja yang kita lakukan selama 24 jam
dalam hidup kita – bicara, diskusi, membuat keputusan, bertengkar, makan,
minum, bekerja, belanja, belajar, jalan-jalan, berjudi, seks, dan lain lain.
Dengan dialog yang baik, mengajak kita mengungkapkan perasaan, sehingga kita
mencapai relasi yang intim dengan pasangan kita. Dalam weekend ME, kita belajar
mengenal dan mengungkapkan perasaan, dan kalau kita mampu mengungkapkan
perasaan kita dengan baik kepada pasangan, dan mendengarkan ungkapan perasaan
pasangan kita dengan baik, maka kita akan menjalin relasi yang intim. Kita
merasa amat dekat, mendapat kehangatan yang mesra dengan pasangan kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar