V. Langkah-langkah konkret untuk
mewartakan
Setelah kita melihat apa yang dilakukan oleh Rasul Paulus,
kondisi dunia ini, dukungan Gereja terhadap penggunaan media, serta beberapa
pedoman yang diberikan Gereja, maka mari sekarang kita melihat beberapa langkah
konkret yang dapat kita lakukan. Didorong ingin cepat bertindak dan
mengedepankan kepraktisan, banyak orang memikirkan program-program atau
aktivitas-aktivitas yang harus segera dijalankan. Namun, Yesus mengingatkan
kita bahwa jika badai menerjang, rumah yang didirikan di atas pasir akan hancur
berantakan, dan sebaliknya rumah yang didirikan di atas batu akan tetap berdiri
kokoh. (lih. Mat 7:24-27) Demikian juga dapat pewartaan lewat dunia digital,
langkah pertama adalah membuat pondasi yang kokoh. Pondasi yang kokoh adalah
pondasi spiritual. Pondasi spiritual ini adalah merupakan jiwa dari karya kerasulan
di dalam media digital.
1. Pondasi spiritual
a. Pertobatan: Kita mungkin
bertanya-tanya, mengapa untuk melakukan pewartaan, kita harus bertobat terlebih
dahulu. Kita dapat belajar dari rasul Paulus, yang menunjukkan bahwa setelah
pertobatannya yang luar biasa dalam perjalanan ke Damsyik, dia dapat mewartakan
Tuhan dengan luar biasa (lih. Kis 9:1-22). Sebagian dari kita, mungkin telah
mengalami pertobatan pertama, yaitu pertobatan yang menuntun kita pada Sakramen
Pembaptisan. Namun, pertobatan yang kedua (KGK, 1428) atau pertobatan secara
terus menerus diperlukan sehingga kita senantiasa dalam kondisi rahmat. Dan
dalam hubungan yang baik dengan Tuhan, maka kita menyampaikan kebaikan Tuhan
dengan lebih benar dan indah.
c. Berakar pada Sakramen, Sabda Allah, doa:
Kalau kita benar-benar mengasihi Allah, maka kita senantiasa mendalami Allah,
seperti yang dinyatakan-Nya dalam Kitab Suci. Dan kalau kita mengasihi Allah,
maka kita akan menimba rahmat-Nya yang mengalir melalui sakramen- sakramen –
terutama Sakramen Ekaristi dan Sakramen Tobat – serta bercakap-cakap dengan
Allah dalam doa-doa pribadi. Kita harus belajar dari Rasul Paulus untuk
mengucap syukur senantiasa dalam segala hal, terutama dalam Perjamuan Suci
(lih. 1 Kor 10:16; Ef 5:4). Kalau sampai hal-hal ini dilupakan dan waktu yang
ada hanya digunakan untuk melakukan karya kerasulan di dunia digital, maka lama
kelamaan, kita akan menjadi lemah, karena kehilangan jiwa dan alasan utama
untuk melakukan semua ini.
d. Mohon rahmat kerendahan hati dan
kebijaksanaan: Dalam melakukan karya kerasulan, kita perlu meminta rahmat
agar diberikan kerendahan hati. Kerendahan hati memungkinkan kita untuk
menempatkan kebenaran yang diajarkan oleh Magisterium Gereja Katolik di atas
pengertian kita sendiri; dan pada saat yang bersamaan mencoba dengan segala
kekuatan untuk menerima kebenaran tersebut – walaupun mungkin sulit – dengan
sukacita dan menjalankannya dalam hidup sehari-hari. Mengetahui kebenaran
adalah satu hal, namun menyampaikan kebenaran adalah hal yang berbeda. Kita
harus meminta rahmat kebijaksanaan, sehingga kita dapat menyampaikan kebenaran dengan
tepat, hormat dan lemah lembut, tanpa mengorbankan kebenaran, namun justru
memperkuat kebenaran yang disampaikan.
2. Pondasi intelektual
Mempelajari iman Katolik berdasarkan
Kitab Suci, Tradisi Suci, dan Magisterium Gereja: Kalau kita menyadari bahwa karya kerasulan dalam
dunia digital adalah untuk mewartakan Kristus dan Gereja-Nya, maka kita juga
harus menggali sumber-sumber yang menjadi pilar kebenaran, baik Kitab Suci,
Tradisi Suci maupun Magisterium Gereja. Dengan menggali dasar kebenaran tersebut
secara terus-menerus, maka kita akan dapat mewartakan kebenaran sesuai dengan
apa yang diinginkan oleh Gereja. Kita minta karunia Roh Kudus, yaitu karunia
pengertian, sehingga kita dapat masuk lebih dalam misteri iman.
Mengikuti keputusan Magisterium: Sangat penting kita benar-benar mempelajari apa yang
sebenarnya diajarkan oleh Magisterium Gereja. Semakin kita mengetahui apa yang
diajarkan oleh Magisterium Gereja Katolik – yang mendasarkan dogma dan doktrin
berdasarkan Kitab Suci dan Tradisi Suci – maka kita akan semakin mewartakan apa
yang sesungguhnya diajarkan oleh Gereja Katolik. Dan dengan kerendahan hati,
kita harus menerima, bahwa apa yang telah diputuskan oleh Magisterium Gereja
sesungguhnya merupakan kebenaran, yang tentu saja harus kita ikuti.
3. Metode pewartaan
Setelah kita mengetahui pondasi spiritual dan
intelektual, maka kita dapat mulai memikirkan tentang metode yang dapat kita
lakukan. Dari sikap Gereja Katolik tentang media yang telah dipaparkan di atas,
serta meneladani semangat Rasul Paulus yang menggunakan segala cara agar dapat
memperkenalkan Kristus kepada segala bangsa, kita harus melihat kesempatan dan
keadaan di mana Tuhan menempatkan kita sebagai peluang. Sebab penggunaan media
komunikasi dapat menghubungkan orang- orang di dalam keluarga, sekolah,
pergaulan, pekerjaan, dan kehidupan sehari- hari lainnya, dan ini merupakan
kesempatan yang baik untuk menaburkan benih Injil. Hal tersebut dapat kita
lakukan melalui beberapa cara:
Telpon, BBM, SMS, E-mail dan Milis: Hal yang paling sederhana yang dapat dilakukan oleh
hampir semua orang adalah menelpon teman yang membutuhkan penghiburan, mengirim
e-mail, SMS atau BBM ayat- ayat maupun permenungan Kitab Suci. Dalam kategori
ini, kita dapat juga membuat milis. Sebagai contoh dalam kelas katekumen, baik
juga jika kita sebagai katekis dapat meminta alamat e-mail para katekumen,
sehingga tiap- tiap hari/ secara berkala katekis dapat mengirimkan ayat- ayat
Kitab Suci atau renungan harian, ataupun penjelasan tentang pokok-pokok iman
Katolik.
Facebook, Twitter: Mulai membuat facebook atau twitter dan menceritakan
bagaimana Kristus hidup dalam kejadian sehari-hari, serta bagaimana
merefleksikan bacaan Kitab Suci dalam kehidupan sehari-hari. Lihat contoh
twitter dari Vatikan: https://twitter.com/news_va_en
Membuat website atau blog: Dewasa ini, membuat website atau blog pribadi, entah
dengan Blogger, WordPress, Joomla, dll sangatlah mudah dan tidak memerlukan
biaya banyak. Semua umat Katolik dapat mulai dengan menceritakan pengalaman-
pengalaman iman, sehubungan dengan apa yang dialaminya sehari-hari. Dan bagi
yang mempunyai pengetahuan yang lebih di bidang iman – baik awam maupun klerus
– dapat mulai untuk memaparkan iman Katolik secara lebih mendalam. Silakan
melihat website Vatikan: http://vatican.va
Membuat forum: Membuat forum Katolik juga menjadi salah satu cara
untuk memperkenalkan Kristus dan Gereja-Nya. Di satu sisi, forum dapat
memberikan daya tarik bagi pengunjung untuk memberikan opini dan membangun
dialog. Namun, di sisi yang lain, tanpa moderator forum yang baik, maka diskusi
dapat menjadi liar dan tidak terarah.
Youtube: Salah satu media komunikasi adalah film. Dan dalam
era internet ini, kita semua dapat menampilkan video melalui youtube. Isilah
dengan kesaksian iman, pendalaman iman, kegiatan anak-anak muda dalam paroki
maupun dalam tingkat keuskupan. Lebih jauh media ini juga dapat dimanfaatkan
untuk merekam tahap-tahap dalam melakukan katekese, baik secara terstruktur
atau per topik bahasan. Vatikan sendiri mempunyai channel youtube: http://www.youtube.com/user/vatican
Applikasi mobile: Dewasa ini telepon pintar (smartphone),
seperti iphone, blackberry, telepon dengan OS Android telah merajalela di
Indonesia. Oleh karena itu perlu dipikirkan untuk membuat applikasi mobile, sehingga
umat Katolik dapat mengakses informasi tentang iman Katolik di mana saja,
termasuk pada waktu menghadapi kemacetan.
VI. Kesimpulan
Dari pemaparan di atas, kita dapat melihat bahwa
kondisi dunia ini penuh dengan arus informasi dan teknologi untuk berkomunikasi.
Gereja mempunyai tugas untuk menggunakan kesempatan ini untuk mewartakan
Kristus. Teknologi saja tidaklah cukup. Kita perlu meniru Rasul Paulus yang
dipenuhi dengan kasih Allah; dan yang mempunyai kerinduan besar untuk
membagikannya bagi semua orang, bukan hanya umat Yahudi namun kepada seluruh
umat manusia. Demikianlah kita dipanggil untuk mewartakan Kristus, tidak saja
kepada umat Katolik, tetapi juga kepada semua orang yang berkehendak
baik. Pengorbanan yang kita lakukan tidaklah sebanding dengan pengorbanan yang
dilakukan oleh Rasul Paulus. Namun demikian, sebagai umat Allah yang telah
menerima Sakramen Baptis, kita mengemban tugas yang sama untuk mewartakan
Kristus, walaupun dengan cara dan porsi yang berbeda-beda. Akhirnya, biarlah kata-kata
dari Paus Yohanes Paulus II dapat memberikan inspirasi di dalam hati kita untuk
melakukan pewartaan di dunia digital ini.
“Semoga umat Katolik yang terlibat di dunia komunikasi sosial mewartakan
kebenaran akan Yesus dengan lebih berani dari atap- atap rumah, sehingga semua
orang dapat mendengar tentang kasih yang adalah jantung hati komunikasi Allah
sendiri di dalam Yesus Kristus, yang tetap sama kemarin, dan hari ini, dan
selamanya.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar