Senin, 29 Juni 2015

Ada 4 pilar gerakan MARRIAGE ENCOUNTER

1.  Weekend
WeekEnd Marriage encounter adalah suatu sharing pengalaman dari 7 orang team (3 pasutri 1 pastor) serta para peserta dengan 15 presentasi selama 44 jam yang didukung oleh perhatian, cinta kasih dan doa dari komunitas Marriage Encounter. Tujuan WeekEnd adalah untuk menggugah setiap pasangan suami-istri agar dapat saling mencintai satu sama lain dimana melalui WeekEnd ini cinta mereka diperbaharui, dikukuhkan dan diperkuat. Para peserta WeekEnd harus memenuhi kriteria yaitu: harus berpasangan :
·     Suami Istri monogami
·     Imam dengan Imam atau bruder
·     Suster dengan suster
·     Sudah mendapat penjelasan mengenai WeekEnd
·     Cukup sehat untuk mengikuti seluruh acara WeekEnd
·     Usia perkawinan, imamat dan kaul 3 tahun keatas
·     Ada sponsor dari komunitas
Di dalam WeekEnd peserta harus terlibat (menulis reaksi, mendengar presentasi atau sharing team, menulis refleksi dan berdialog dengan pasangan), bukan sebagai observer. Banyak hasil yang telah dicapai oleh pasutri melalui WeekEnd, terutama dalam meningkatkan relasi mereka semakin hangat. Namun masih banyak lagi pasutri-pasutri yang belum dapat mengikuti WeekEnd dengan berbagai alasan baik berasal dari diri sendiri (berpendapat bahwa perkawinannya tidak mempunyai masalah, takut membuka diri) maupun dari luar diri sendiri seperti kesibukan pekerjaan, tidak dapat meninggalkan anak, jadwal WeekEnd tidak cocok dan antrian untuk ikut WeekEnd. Merupakan tugas dan tantangan bagi para pasutri yang telah ikut WeekEnd, team WeekEnd, pastor dan suster untuk semakin aktif menjala pasutri agar dapat mengikuti WeekEnd dengan cara mengatasi segala rintangan yang ada. WeekEnd telah diadakan di kota-kota besar dan kota-kota kecil di seluruh tanah air. Biji sesawi yang ditebarkan telah berkembang menjadi wilayah dan distrik.


2. Team Weekend
Sebagai pasutri yang telah mengikuti WeekEnd, kita telah menjalani perubahan dan pembaharuan dalam relasi berkat kesaksian cara hidup dan cinta para team WeekEnd. Kita juga terpanggil untuk meneruskan visi dan impian para team WeekEnd untuk membawa kabar baik kepada seluruh dunia melalui cara hidup kita sendiri yang berpengaruh dan berdaya pikat. Untuk menjadi team tidak berarti mempunyai fungsi tertentu dalan Gereja atau mendapat pekerjaan atau pangkat baru. Sebagai team, kita dipilih dan diutus oleh Gereja. Menjadi team adalah suatu janji atau kesetiaan menjalankan cara hidup yang berpusat pada relasi. Untuk menjalankan hidup berelasi diperlukan pengorbanan. Mengutamakan relasi dalam mencapai prestasi atau hasil relasi yang lebih baik, itulah panggilan sebagai team. Panggilan itu tidak berasal dari Marriage Encounter melainkan dari Gereja kita dan Allah sendiri. Team adalah anggota Gereja Katolik yang spesial dan telah dipilih menjadi lebih sadar terhadap panggilan kita sebagai pasangan atau imam sakramental. Untuk menjadi team, kita harus mengerti tugas kita yaitu sebagai pimpinan gerakan dan gembala. Sebagai pemimpin gerakan, Team dapat memberikan karisma dari cara hidup yang dijalankannya sebagai kekuatan berpasangan (couple power) dan kehangatan yang dipancarkannya.Team diterima, didengarkan, dihargai dan dicintai oleh peserta WeekEnd, Karena pelayanan dan cinta kasih yang dirasakan oleh peserta WeekEnd.Sebagai gembala, tugas team ialah mengumpulkan kawanan gembalaannya dan memimpin mereka untuk mendapat apa yang mereka butuhkan. Oleh karena itu sebagai, team perlu memiliki sifat-sifat kepemimpinan gembala yaitu beriman kuat, keinginan kuat, bergairah, visioner, kepekaan, percaya diri menghadapi masalah dengan riang, rekonsiliasi dan mengampuni. Siapa yang pantas untuk menjadi team?
Pasutri yang memenuhi kriteria untuk menjadi team adalah pasutri yang beragama Katolik, usia perkawinan antara 5-25 tahun, mengalami WeekEnd secara luar biasa, kepasutrian yang serasi dan seimbang, percaya dan melaksanakan dialog secara hidup.

3. Komunitas
Pada setiap akhir WeekEnd kita saksikan luapan kebahagian dan kegairahan para peserta WeekEnd. Inilah hasil dari dialog-dialog mereka selama WeekEnd. Sebagai kelanjutan dari WeekEnd diberikanlah pertemuan bridge process. Pertemuan bridge process penting sekali sebagai proses bagi para peserta WeekEnd untuk benar mempertimbangkan apakah akan memilih cara hidup berdialog sebagai cara hidupnya. Bila mereka memilih masuk kedalam komunitas Marriage Encounter.Komunitas Marriage Encounter adalah komunitas pasutri dan imam/suster/bruder yang telah memilih cara hidup berdialog dalam membangun relasi yang akrab dan bartanggung jawab. Untuk mendukung kehidupan berdialog diadakan program renewal enrichment, workshop, dialog, pertemuan kelompok dialog dan majalah sebagai media pengalaman.

4. Struktur

Marriage Encounter adalah komunitas orang-orang berdialog dengan menghayati nilai-nilai Weekend. Untuk itu perlu diatur agar setiap pasangan, imam, suster, dan bruder yang pulang dari Weekend dapat memperoleh dukungan yang sama seperti yang kita peroleh saat ini. Dukungan untuk memperdalam atau memperbaharui penghayatan akan nilai Weekend diberikan dalam Renewal dan kelompok dialog. Pengertian struktur bukanlah merupakan sistem yang mengatur hak dan kewajiban seperti dalam organisasi formal tetapimerupakan pengaturan proses dukungan untuk cara hidup berdialog dalam perjalan hidup bersama. Sehingga secara pasti setiap peserta yang memilih cara hidup berdialog tetap terkait sedemikian rupa dengan salah satu atau lebih kegiatan berdialog. Kelompok dialog adalah struktur dasar penting yang menentukan dinamika kehidupan gerakan dan merupakan sel-sel hidup dalam gerakan Marriage Encounter. Komunitas ME bukanlah organisasi yang mempunyai AD/ART. Tidak ada ketua, yang ada hanya koordinator, mulai dari Koordinator dunia – koordinator Asia – Kornas – Kordis – korwil – Kormep.

Tidak ada komentar: