Minggu, 21 Juni 2015

Bacaan I: 2Kor.11:1-11
Injil: Mat. 6:7-15
MAT 6:7 Lagipula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan.
Mat 6:8 Jadi janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya.
Mat 6:9 Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu,
Mat 6:10 datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.
Mat 6:11 Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya
Mat 6:12 dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami;
Mat 6:13 dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat. Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.
Mat 6:14 Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga.
Mat 6:15 Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu.”
Renungan
Melalui doa Bapa kami, Yesus mau mengajarkan para murid-Nya bagaimana mereka harus berdoa. Dalam doa tersebut, tiga permohonan pertama berkaitan dengan Tuhan, yakni dimuliakanlah Nama-Mu, datanglah kerajaan-Mu, dan jadilah kehedak-MU. Baru sesudah itu ada permohonan yang berhubungan dengan kebutuhan manusia, yakni memohon rezeki dan pengampunan atas segala kesalahan serta diluputkan dari segala pencobaan. Hal ini berarti bahwa dalam doa Tuhan mesti mendapat tempat utama. Apabila Tuahn diberi tempat utama dan layak, maka Dia juga akan memperhatikan kepentingan kita.
Dengan bercermin pada doa Yesus ini, bagaimanakah praktik doa kita? Barangkali tidak jarang terjadi bahwa kita berdoa supaya Tuhan tunduk pada kehendak kita. Kita mungkin ‘memaksa’ Allah mengikuti kehendak kita dengan menggunakan bermacam-macam cara. Padahal sesungguhnya doa yang benar adalah doa yang memasrahkan diri kita kepada kehendak Tuhan. Kita boleh menyatakan keinginan kita kepada Tuha, tetapi pada akhirnya kita hendaknya menyerahkan diri kita kepada kehendak Ilahi.
Tuhan, kuatkanlah aku agar dapat berdoa secara benar dan mampu menerima apa yang terjadi dalam diriku, baik suka maupun duka. Semoga aku senantiasa mencari kehendak-Mu dalam setiap peristiwa hidupku. Amin.
Teks: Ziarah batin 2015

Tidak ada komentar: