Selasa, 16 Juni 2015

PEMULIHAN SUAMI-SUAMI MELALUI CAMP PRIA SEJATI KATOLIK

PEMULIHAN SUAMI-SUAMI MELALUI CAMP PRIA SEJATI KATOLIK
P.Ignatius Sudaryanto, CICM

“Sudah bertahun-tahun saya hidup tanpa mengenal Tuhan. Hidup saya benar-benar berantakan. Melakukan banyak dosa-dosa seperti masuk ke dugem (dunia gemerlap), narkoba, mabuk-mabukan, seks bebas bukan dengan istri. Demikian pun saya tidak pernah merasa berdosa. Padahal saya sudah menikah ada satu istri dan tiga anak. Terus terang pernikahan saya tidak bahagia. Oleh karena itu saya mencari kebahagiaan dan kepuasan seks diluar rumah. Lebih jauh saya sudah memutuskan akan menceraikan istri saya.
Terima kasih kepada Tuhan Yesus, bahwa saya ada disini bukan karena kebetulan tetapi karena Tuhan memanggil saya untuk ikut Camp Pria Sejati Katolik ini. Selama tiga hari dua malam saya benar-benar merasakan kehadiran Tuhan Yesus yang menyadarkan saya. Ia telah menjamah saya, memulihkan saya. Dari sesi awal airmata saya tidak dapat saya bendung dan saya hanya bisa menangis. Seolah-olah berbotol-botol air aqua yang saya minum, Tuhan ubahkan menjadi airmata; airmata penyesalan dan pada akhirnya diubah menjadi airmata kedamaian dan sukacita.Terima kasih Tuhan Yesus, terima kasih Team Camp Pria Sejati Katolik. Saya berjanji pada diri sendiri dan pada Tuhan untuk membatalkan rencana perceraian kami serta berjanji akan membaharui diri terus menerus.” (NN)



Saya pastor Ignatius Sudaryanto, CICM, untuk kedua kalinya saya mengikuti Camp Pria Sejati Katolik. Camp pertama yang saya ikuti dilaksanakan di Jatijejer, Surabaya dan yang kedua camp di makassar ini. Saya tidak membesar-besarkan pengalaman saya, tetapi benar bahwa setiap kali mendengar sharing atau kesaksian seperti itu, airmata saya selalu mengalir. Juga setiap kali mendengar sesi dan sharing dari pembicara. Bukan airmata penyesalan yang mengalir tetapi airmata sukacita, syukur dan damai. Beberapa kali panitia mendekati saya dan menawarkan tissue untuk mengusap airmata saya, walaupun saya sudah menyiapkan handuk kecil dari rumah.
Pertama saya mendengar tentang Camp Pria Sejati pada tahun 2005. Waktu itu saya mengunjungi sebuah rumah retret di daerah Gunung Geulis, Jawa Barat untuk rencana retret sebuah rukun di Jakarta.Saya bertanya-tanya: “Apa itu Camp Pria Sejati?” Saya melongok ke ruangan dimana Camp itu dilaksanakan dan melihat ada sekelompok pria-pria yang jumlahnya cukup banyak sedang serius menyanyikan puji-pujian, diselingi doa. Ada juga seorang yang berdiri menjadi pembicara. Ternyata itu adalah pemandangan sebuah retret kelompok Protestan. Retretnya mereka sebut camp karena memang berbeda dengan retret-retret yang selama ini saya dan orang-orang Katolik umumnya ikuti, dimana peserta harus silentium, diam mendengar lalu sharing kelompok. Retret ini diwarnai dengan banyak lagu-lagu yang menyentuh dan dilagukan dengan bahasa seluruh tubuh seperti orang karismatik dalam sebuah persekutuan doa. Untuk menghilangkan rasa kantuk kadang-kadang yel-yel diteriakkan...seorang akan berteriak  one...two... three.. semua menjawab Yes! Dikuti lagi teriakan kata-kata pria sejati...dijawab lagi yes! Lebih dalam lagi ternyata one... two...three... ini adalah sebuah langkah pertobatan untuk selalu diingat. Langkah itu adalah 1) Kesadaran telah melakukan dosa terhadap Allah dan sesama, 2) mengakui kesalahan dan dosa serta bertobat dan 3) membuat langkah konkret sebagai ungkapan pertobatan. Sedangkan yel-yel yang kedua adalah kata-kata Pria Sejati...kata ini merujuk pada Yesus sendiri sebagai 100% Manusia dan 100% Tuhan. Manusia dipanggil untuk hidup semakin menyerupai Kristus. Oleh karena itu kaum pria terpanggil untuk mendeklarasikan sebuah standar bagi dirinya yaitu: “Kesempurnaan Seorang Pria dan Keserupaan dengan Kristus adalah hal yang sama.” Pria-pria terpanggil untuk menjadi pria sejati.
Sepulang dari tugas di Melbourne, Australia, saya mendapat tugas baru di Keuskupan Agung Makassar (KAMS) sebagai Ketua Komisi Keluarga. Sebelum menerima tugas itu, bapak Uskup Agung John Liku Ada’ menjelaskan kepada saya hasil temuan survey tentang keluarga di wilayah KAMS. Survey itu mengatakan bahwa 68% keluarga-keluarga Katolik hidup dengan baik  dan 32% mengalami masalah-masalah cukup berat dan bahkan tidak sedikit yang berakhir dengan pisah rumah maupun perceraian. Selanjutnya beliau mengatakan bahwa keluarga-keluarga yang bermasalah itu tentu saja perlu mendapatkan perhatian; perlu adanya bengkel keluarga. Hal itu tinggal dalam benak saya bahwa perlu ada usaha-usaha bagi pemulihan keluarga-keluarga terutama keluarga bermasalah; bukan dengan mengabaikan keluarga-keluarga lainnya. Keluarga-keluarga yang baikpun perlu siraman rohani untuk menimba kekuatan untuk membangunan keluarga Katolik yang sejahtera.
Saya mendengar bahwa di KAMS ini sudah ada beberapa yang pernah mengikuti Camp Pria Sejati entah itu yang Katolik di Jawa maupun yang reguler di Makassar yang diselenggarakan oleh kelompok Protestan. Oleh karena itu dari awal penyusunan program Komisi Keluarga Camp Pria Sejati dan untuk partnernya yaitu istri-istri, sudah dicanangkan. Hanya saja pada tahun 2010 program untuk Camp Pria Sejati dan Wanita Bijak atau sejenisnya belum terlaksana karena alasan berbagai hal. Puji Tuhan setelah banyak melakukan kontak dengan kelompok dari Surabaya melalui Dr. Laurent Suliadi, Komisi Keluarga pada awal tahun 2011 ini sudah berhasil melaksanakan Camp Pria Sejati Katolik angkatan pertama. Bapak Sonny Djaya alumni Camp Pria Sejati Katolik Surabaya dengan hati tulus berkenan menjadi ketua panitia pelaksana. Dalam jangka waktu tiga bulan Pak Sonny dan segenap anggota panita lainnya bekerja tanpa memperhitungkan waktu, tenaga serta beaya yang dikeluarkan, mampu mengorganisir semuanya dengan baik. Pada camp pertama ini lawatan Tuhan luar biasa. Ia menjamah setiap peserta, panitia, dan pembicara secara luar biasa sehingga terjadi banyak pria-pria yang merasakan pemulihan.Saya naikkan ucapan terima kasih dan syukur kepada Allah yang bekerja secara mengherankan. Setiap peserta pada akhir misa penutup saling berjabat tangan dengan linangan airnata sukacita. Saya percaya penggenapan Sabda Allah dalam Roma 8:28 yang berbunyi. “Allah bekerja untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang dikasihiNya.” Dia mengasihi pria-pria ini sehingga yang terjadi dalam Camp adalah hanya kebaikan Tuhan yang tercurah secara luar biasa. Saya mengandai-andai, andaikan setiap suami di Gereja kita mengalami pemulihan seperti ini alangkah indahnya keluarga-keluarga Katolik.
Apa itu gerakan Pria Sejati? Konon gerakan pemuridan pria-pria ini berawal dari Texas Amerika Serikat yang secara Internasional diresmikan pada tahun 1999, yang tentunya sebelum tahun itu gerakannya sudah ada. Di Indonesia gerakan ini lahir pada tahun 1997 dengan baner CMN (Christian Men;s Network) sebuah gerakan interdenominasi Gereja-gereja untuk pemulihan suami-suami. Kapan ada tambahan Katolik? Gerakan CMN atau Pria Sejati ini di Keuskupan Surabaya sudah berjalan cukup baik. Sudah banyak pria-pria Katolik yang mengikuti gerakan yang di selenggarakan oleh saudara kita Protestan. Dengan diangkatnya Uskup Surabaya, Bapak Uskup Vincentius Sutikno W., beliau meminta supaya kalangan Katolik menyelenggarakan sendiri dan ajaran-ajarannya haruslah Katolik, pembicara serta panitia harus Katolik. Umat Surabaya menjawab tantangan bapak Uskup ini. Mereka kemudian membentuk panitia pelaksana yang semuanya beragama Katolik dan mulai menyelenggarakan camp yang sepenuhnya Katolik pada tahun 2007 sampai sekarang sudah angkatan ke 18. Gerakan Camp Pria Sejati katolik ini kemudian menyebar ke banyak keuskupan-keuskupan di Indonesia. Sekarang ini Camp Pria Sejati Katolik mengajarkan ajaran Katolik yang benar, misalnya mengajarkan bahwa pertobatan itu perlu diungkapan melalui Sakramen Pengakuan dosa sehingga Sakramen Pengakuan Dosa menjadi salah satu program camp. Puncak liturgi Gereja Katolik adalah Ekaristi Kudus oleh karena itu camp selalu dibuka dan ditutup dengan perayaan Ekaristi Kudus. Gerakan Pria Sejati Katolik selalu dibawah payungan Keuskupan dalam hal ini komisi. Di Keuskupan Surabaya dan KAJ (Keuskupan Agung Jakarta) ada dibawah payung BPK PKK; di KAS Semarang, dan di KAMS Makassar ada dibawah Komisi Keluarga.
Visi-Misi Pria Sejati. Visi Camp Pria Sejati adalah membawa setiap pria yang dipercayakan Allah untuk mencapai kemaksimalan kepriaannya yaitu MENJADI SERUPA KRISTUS. Sedangkan misinya adalah untuk terciptanya pemuridan pria di setiap Gereja lokal.Menjadi fasilitator, katalisator dan jaringan pelayanan pria agar setiap Gereja lokal melakukan pembinaan terhadap pria.
Apa yang menjadi fokus Camp Pria Sejati Katolik ini?
-          Fokus pada Allah. Membangun setiap orang sesuai dengan rupa dan gambar Allah yaitu Kristus, dengan melaksanakan perintah yang terutama, yaitu mengasihi Allah dengan segenap hati (Mk 12:30.
-          Fokus pada pria. Membangun setiap pria kearah kepenuhan Kristus sehingga pria dapat membawa/memuridkan keluarganya, Gerejanya, kotanya dan bangsanya ke arah kepenuhan Kristus.
-          Fokus pada Gereja. Membangun setiap keluarga dan GerejaNya menjadi kesaksian Kerajaan Allah di muka bumi, dengan melaksanakan perintah yang terbaru, yaitu mengasihi saudara kita seperti Kristus telah mengasihi kita (yoh 13:34).
-          Fokus pada yang terhilang. Membangun setiap bangsa menjadi murid Kristus, dengan melaksanakan perintah yang terakhir, yaitu mengasihi isi dunia yang telah ditebus (Mt 28:19).
Dampak setelah mengikuti Camp Pria Sejati Katolik adalah menggembirakan bagi kehidupan keluarga dan mengGereja. Banyak pria-pria yang bertobat dengan sungguh-sungguh sehingga keluarganya dipulihkan. Mereka menjadi suami, bapak, maupun pemimpin yang lebih baik bagi keluarga dan tempat kerja mereka. Semakin menyayangi, memberi perhatian. Mereka mampu membangun komitmen untuk melayani Gereja. Para alumni Camp Pria Sejati Katolik menjadi lebih aktif berkiprah di dalam paroki-parokinya masing-masing dan bahkan banyak yang sudah ”menyebrang sungai Yordan” (pindah ke Gereja lain) akhirnya kembali kedalam pangkuan Gereja Katolik.
Pengajaran yang diberikan pada camp Pria Sejati Katolik terdiri dari 14 sesi. Yang akan saya akan tuliskan disini kemungkinan tidak  berurutan, serta garis besarnya saja.
  1. Keterbukaan kepada Allah dan kepada sesama. Camp ini tidak akan membawa hasil yang maksimal kalau para peserta tidak terbuka pada Allah dan SabdaNya.
  2. Musa dan Kesepuluh Undangan. Inti pengajaran ini adalah para pria diajak menjalankan perintah Allah untuk mengasihi, bukan melihat kesepuluh perintah Allah hanya sebagai undangan yang boleh datang dan boleh tidak datang.
  3. Hukum maksimal. Mengapa pria tidak mampu masuk tanah terjanji Kanaan? Karena adanya banyak halangan yaitu dosa-dosa. Allah menghendaki pria-pria hidup maksimal seperti yang dicontohkan oleh sang Guru Yesus.
  4. Adakah Imam dalam rumah anda? Seorang pria diharapkan menjadi Imam dalam keluarganya; membawa keluarga kedalam kekudusan.
  5. Ada lubang di daun pintu. Kekuatan pria adalah dalam doanya. Kalau pria tidak berdoa banyak celah bagi Iblis masuk dan merusak kehidupan pria dan keluarganya.
  6. Tanggung jawa tidak berhenti di sini. Pria seringkali berdosa bukan karena apa yang ia lakukan tetapi karena apa yang ia tidak lakukan. Kedewasaan pria tidak diukur dari umur tetapi dari penerimaan akan tanggung jawab.
  7. Pemimpin yang diubahkan.Pengalaman membuktikan bahwa tanpa perubahan pada kepemimpinan tidak ada perubahan pada orang-orang yang dipimpin. Perubahan harus selalu datang dari atas, dengan rela. Jika tidak akan terjadi revolusi dengan paksa dari bawah.
  8. Lembut dan tegas. Keseimbangan adalah kunci kehidupan. Seorang pria perlu belajar lembut sekaligus tegas. Ketidakseimbangan akan berakibat fatal. Pria yang tinggi ketegasannya dan tinggi kelembutannya akan menghasilkan anak-anak Ilahi.
  9. Tip satu dolar. Salah satu hal terpenting mengenai pria di dalam alkitab adalah bagaimana mereka memperlakukan wanita atau istrinya. Siapakan istri bagi seorang pria? Istri seharusnya bukan hanya pendamping tetapi adalah “teman pewaris kasih karunia Allah”.
  10. Video papi. Kehidupan pria sangat dipengaruhi oleh imajinasinya. Imajinasi yang terdapat di dalam pikiran seorang pria akan menciptakan motivasi bagi segala sikap dan tindakannya.
  11. Ayah kami yang bertindak lamban. Banyak pria yang memberikan hadiah-hadiah yang bersifat materi yang hakekatnya memiliki arti sangat kecil, Anak-anak kita tidak membutuhkan malaekat pelindung tetapi seorang ayah.
  12. Diam, lihat dan dengar. Salah satu pelayanan terbesar yang pria dapat lakukan terhadap keluarga dan orang yang dipimpinnya adalah mendengar. Mendengar bukanlah pekerjaan sambil lalu, mendengar adalah pekerjaan yang serius.
  13. Perkawinan yang dilahirkan kembali. Apakah anda putus asa dengan hidup dan pernikahan anda? Apakah jalan keluarnya? Datanglah kepada Yesus. Sebab Yesus bukan hanya Tuhan dan Juru Selamat untuk jiwa kita saja, tetapi adalah Tuhan dan Juru Selamat segala hal dalam hidup kita.
  14. Seperti apakah bentuk sesi ke 14? Datang dan jadilah peserta Camp Pria Sejati Katolik dan anda tidak akan menyesal melainkan menerima berkat Allah yang berlimpah.
Dalam tahun 2011 ini Komisi Keluarga KAMS merencanakan diadakannya Camp Pria Sejati Katolik sebanyak tiga atau empat kali melihat antusiasme umat di KAMS ini. Penyelenggaraan camp ini di KAMS tidak lepas dari bantuan team dari Surabaya yang telah dengan sukses menyelenggarakan camp di berbagai keuskupan di Indonesia terutama di Keuskupan Surabaya sendiri yang telah memberi dampak yang positif dalam hidup beriman para pria dan seterusnya bagi keluarga dan Gereja.
What next? Alumni Camp Pria Sejati Katolik membutuhkan wadah atau komunitas orang beriman supaya imannya terus diberikan santapan untuk pertumbuhannya. Bagi alumni yang sudah mempunyai komunitas sangat diharapkan kembali ke komunitas masing-masing untuk memberikan vibran baru dalam kehidupan komunitas. Mereka yang berasal dari kelompok persekutuan doa diharapkan tetap kembali kelompoknya dan membawa perubahan yang lebih baik dalam pelayanan pada Tuhan. Kami para alumni camp angkatan pertama dan panitia menyepakati dibentuknya Komunitas Fidei yang nantinya akan menjadi payung bagi kelompok Pria Sejati Katolik, Wanita Bijak Katolik serta Persekutuan Doa mereka. Komunitas ini berpayung di bawah Komisi Keluarga KAMS.
Kami berterima kasih kepada bapak Uskup Agung Makassar John Liku Ada’ yang dengan antusiasmenya mendukung dimulainya gerakan Camp Pria Sejati Katolik ini di wilayahnya. Tuhan memberkati. Datanglah KerajaanMu.

Sumber: CMN Workbook Kesempurnaan Seorang Pria

Tidak ada komentar: