Sabtu, 13 Juni 2015

Memandang Hukum Allah Secara Positif

2Kor. 3: 4-11; Mzm. 99:5,6,7,8,9; Mat. 5:17-19.
Yesus Kristus bersabda, “Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.”
Kita sering cenderung memandang negatif hukum Allah daripada positif. Mari kita belajar dari pemazmur yang berdoa, “O, betapa kucintai hukum-hukum-Mu! Aku merenungkannya sepanjang hari” (Mzm 119:97).
Dalam Injil hari ini, Yesus Kristus membuatnya amat jelas bahwa inti dari hukum Allah harus digenapi-Nya. Maka Yesus bersabda, “Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.”
Menurut Yesus Kristus, hukum Allah adalah kebenaran dan ketulusan sebab ia mengalir dari kasih, kebaikan dan kekudusan-Nya. Hukum itu adalah hukum rahmat, kasih, dan kebebasan bagi kita.
Dalam Adorasi Ekaristi Abadi, kita menyembah Yesus Kristus yang mengundang kita untuk mengasihi Allah di atas segalanya dan saling mengasihi di antara kita. Ia bahkan mengasihi kita dengan menyerahkan hidup-Nya sendiri bagi kita hingga kita pun menyerahkan hidup kita satu terhadap yang lain.
Tuhan Yesus Kristus, ajarilah kami jalan kasih Allah dan kasih kepada sesama. Berilah kami rahmat, pertolongan dan kekuatan untuk mengasihi seperti Dikau mengasihi, mengampuni seperti Dikau mengampuni, berpikir dan menimbang seperti Dikau berpikir dan menimbang setiap perkara dan bertindak seperti Dikau bertindak dengan belas kasih, kemurahan dan kebaikan kini dan selamanya. Amin.

Tidak ada komentar: