1. Weekend
WeekEnd Marriage
encounter adalah suatu sharing pengalaman dari 7 orang team (3 pasutri 1 pastor)
serta para peserta dengan 15 presentasi selama 44 jam yang didukung oleh
perhatian, cinta kasih dan doa dari komunitas Marriage Encounter. Tujuan
WeekEnd adalah untuk menggugah setiap pasangan suami-istri agar dapat saling
mencintai satu sama lain dimana melalui WeekEnd ini cinta mereka diperbaharui,
dikukuhkan dan diperkuat. Para peserta WeekEnd harus memenuhi kriteria yaitu: harus
berpasangan :
·
Suami Istri monogami
·
Imam dengan Imam atau bruder
·
Suster dengan suster
·
Sudah mendapat penjelasan mengenai WeekEnd
·
Cukup sehat untuk mengikuti seluruh acara WeekEnd
·
Usia perkawinan, imamat dan kaul 3 tahun keatas
·
Ada sponsor dari komunitas
Di dalam WeekEnd peserta harus terlibat (menulis
reaksi, mendengar presentasi atau sharing team, menulis refleksi dan berdialog
dengan pasangan), bukan sebagai observer. Banyak hasil yang telah dicapai oleh
pasutri melalui WeekEnd, terutama dalam meningkatkan relasi mereka semakin
hangat. Namun masih banyak lagi pasutri-pasutri yang belum dapat mengikuti
WeekEnd dengan berbagai alasan baik berasal dari diri sendiri (berpendapat
bahwa perkawinannya tidak mempunyai masalah, takut membuka diri) maupun dari
luar diri sendiri seperti kesibukan pekerjaan, tidak dapat meninggalkan anak,
jadwal WeekEnd tidak cocok dan antrian untuk ikut WeekEnd. Merupakan tugas dan
tantangan bagi para pasutri yang telah ikut WeekEnd, team WeekEnd, pastor dan
suster untuk semakin aktif menjala pasutri agar dapat mengikuti WeekEnd dengan cara
mengatasi segala rintangan yang ada. WeekEnd telah diadakan di kota-kota besar
dan kota-kota kecil di seluruh tanah air. Biji sesawi yang ditebarkan telah
berkembang menjadi wilayah dan distrik.
2. Team Weekend
Sebagai pasutri yang telah mengikuti WeekEnd, kita
telah menjalani perubahan dan pembaharuan dalam relasi berkat kesaksian cara
hidup dan cinta para team WeekEnd. Kita juga terpanggil untuk meneruskan visi
dan impian para team WeekEnd untuk membawa kabar baik kepada seluruh dunia
melalui cara hidup kita sendiri yang berpengaruh dan berdaya pikat. Untuk
menjadi team tidak berarti mempunyai fungsi tertentu dalan Gereja atau mendapat
pekerjaan atau pangkat baru. Sebagai team, kita dipilih dan diutus oleh Gereja.
Menjadi team adalah suatu janji atau kesetiaan menjalankan cara hidup yang
berpusat pada relasi. Untuk menjalankan hidup berelasi diperlukan pengorbanan.
Mengutamakan relasi dalam mencapai prestasi atau hasil relasi yang lebih baik,
itulah panggilan sebagai team. Panggilan itu tidak berasal dari Marriage
Encounter melainkan dari Gereja kita dan Allah sendiri. Team adalah anggota
Gereja Katolik yang spesial dan telah dipilih menjadi lebih sadar terhadap
panggilan kita sebagai pasangan atau imam sakramental. Untuk menjadi team, kita
harus mengerti tugas kita yaitu sebagai pimpinan gerakan dan gembala. Sebagai
pemimpin gerakan, Team dapat memberikan karisma dari cara hidup yang
dijalankannya sebagai kekuatan berpasangan (couple power) dan kehangatan
yang dipancarkannya.Team diterima, didengarkan, dihargai dan dicintai
oleh peserta WeekEnd, Karena pelayanan dan cinta kasih yang dirasakan oleh
peserta WeekEnd.Sebagai gembala, tugas team ialah mengumpulkan kawanan
gembalaannya dan memimpin mereka untuk mendapat apa yang mereka butuhkan. Oleh
karena itu sebagai, team perlu memiliki sifat-sifat kepemimpinan gembala yaitu
beriman kuat, keinginan kuat, bergairah, visioner, kepekaan, percaya diri
menghadapi masalah dengan riang, rekonsiliasi dan mengampuni. Siapa yang pantas
untuk menjadi team?
Pasutri yang memenuhi kriteria untuk menjadi team
adalah pasutri yang beragama Katolik, usia perkawinan antara 5-25 tahun,
mengalami WeekEnd secara luar biasa, kepasutrian yang serasi dan seimbang,
percaya dan melaksanakan dialog secara hidup.
3. Komunitas
Pada setiap akhir WeekEnd kita saksikan luapan
kebahagian dan kegairahan para peserta WeekEnd. Inilah hasil dari dialog-dialog
mereka selama WeekEnd. Sebagai kelanjutan dari WeekEnd diberikanlah pertemuan
bridge process. Pertemuan bridge process penting sekali sebagai proses bagi
para peserta WeekEnd untuk benar mempertimbangkan apakah akan memilih cara
hidup berdialog sebagai cara hidupnya. Bila mereka memilih masuk kedalam
komunitas Marriage Encounter.Komunitas Marriage Encounter adalah komunitas
pasutri dan imam/suster/bruder yang telah memilih cara hidup berdialog dalam
membangun relasi yang akrab dan bartanggung jawab. Untuk mendukung kehidupan
berdialog diadakan program renewal enrichment, workshop, dialog, pertemuan
kelompok dialog dan majalah sebagai media pengalaman.
4. Struktur
Marriage Encounter adalah komunitas orang-orang
berdialog dengan menghayati nilai-nilai Weekend. Untuk itu perlu diatur agar
setiap pasangan, imam, suster, dan bruder yang pulang dari Weekend dapat
memperoleh dukungan yang sama seperti yang kita peroleh saat ini. Dukungan
untuk memperdalam atau memperbaharui penghayatan akan nilai Weekend diberikan
dalam Renewal dan kelompok dialog. Pengertian struktur bukanlah merupakan
sistem yang mengatur hak dan kewajiban seperti dalam organisasi formal
tetapimerupakan pengaturan proses dukungan untuk cara hidup berdialog dalam
perjalan hidup bersama. Sehingga secara pasti setiap peserta yang memilih cara
hidup berdialog tetap terkait sedemikian rupa dengan salah satu atau lebih
kegiatan berdialog. Kelompok dialog adalah struktur dasar penting yang
menentukan dinamika kehidupan gerakan dan merupakan sel-sel hidup dalam gerakan
Marriage Encounter. Komunitas ME bukanlah organisasi yang mempunyai AD/ART.
Tidak ada ketua, yang ada hanya koordinator, mulai dari Koordinator dunia –
koordinator Asia – Kornas – Kordis – korwil – Kormep.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar