3. Dunia Kita
OMK,
seperti sebagian dari kita juga, hidup dalam beberapa dunia. Tidak aneh, karena
kita ini multidimensional. Sekularisasi yang baik membawa di dalamnya cara
pandang buruk sekularistik: penyembahan dewa-dewi ilmu pengetahuan (idols
of science), teknologi dan kemajuan wahana elektronika, pengejaran tiada
henti atas pertumbuhan ekonomi, agama konsumeristis dengan
“katedral-katedral shopping mall”, proses peningkatan budaya, bukan
saja gaya hidup impor dan perilaku, atau jeans dan KFC yang tampak fisik, namun
juga penerimaan tanpa sadar atas nilai-nilai konsumeristis dalam budaya instan
dan budaya “klik copy-paste”.
Sekarang,
giliran kita berpikir. Bagaikan permainan bola sodok, manakah bola putih
yang ketika kita sodok, maka akan mengenai bola-bola lainnya? Manakah yang
pertama-tama kita bidik, agar OMK bisa memecahkan aneka masalah mereka
sekaligus membuat mereka beranjak dewasa? Saya setuju dengan pandangan
bahwa semua persoalan mesti kita dekati mula-mula dengan Spiritualitas. Namun
spiritualitas yang mana? Tentu saja Spiritualitas Katolik/Kristiani, dengan
mengindahkan spiritualitas lokal kita yang khas sebagai bangsa Indonesia atau
Asia Tenggara, atau khas Asia. Karena Yesus orang Asia dan para nabi pun tiada
beda dengan-Nya, ialah orang Asia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar