SUATU ketika, empat imam dari ordo berbeda – Benediktin, Dominikan, Fransiskan, dan Jesuit – bersama melakukan pelayaran. Ketika kapal mereka mulai tenggelam karena terkena hantaman badai taufan, mereka berempat menggunakan sekoci kecil untuk menyelamatkan diri.
Celakanya, kapal sekoci mereka rupanya bocor, sehingga mereka menghadapi bahaya tenggelam di lautan yang terkenal dengan kawanan ikan hiunya. Tak berapa lama segerombolan ikan hiu telah datang mengelilingi kapal sekoci mereka.
Maka pastor Dominikan yang penuh percaya diri dengan kecakapan ordonya dalam berkhotbah, berdiri di haluan dan mulai berhomili kepada kawanan hiu yang mengepung mereka tentang kasih kristiani dan kebajikan paham vegetarian; tetapi khotbahnya dipotong oleh seekor hiu yang melompat dan menelannya dalam satu kali lahapan.
Kemudian pastor Benediktin berdiri di haluan dan berupaya mempesona kawanan hiu dengan menyandungkan Exultet Dominikan yang sangat indah (dikenal juga sebagai Proklamasi Paska, madah kegembiraan yang dinyanyikan pada Misa Malam Paska karena Kristus telah bangkit), tetapi ketika ia baru sampai pada bagian apis mater, seekor hiu memangsanya.
Tak lama kemudian pastor Fransiskan naik ke haluan, mulai berdoa, “Terberkatilah Engkau, Tuhan Allahku, kami berdoa untuk para hiu saudara kami …” doanya terpotong seketika oleh salah satu hiu yang menelannya.
Akhirnya kapal sekoci itu tenggelam, si pastor Jesuit pasrah berada dalam air bersama kawanan hiu. Tetapi bukannya memangsa pastor tersebut, beberapa hiu melakukan hal mencengangkan – mereka menggigit jubahnya dan berenang menariknya sampai mendarat di pantai terdekat. Tertegun, ia bertanya kepada mereka mengapa mereka tidak menerkamnya.
Para hiu itu menjawab, “Ini terkait dengan kode etik profesi!”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar