Selama
mengikuti Ekaristi ada beberapa gerakan yang harus kita perhatikan. Kadang kita
sering bingung kapan kita harus berdiri, kapan kita harus menundukkan kepala,
atau berapa kali kita membuat Tanda Salib, atau malah kita sering bertanya
untuk apa gerakan itu kita lakukan. Berikut saya coba bagikan tata gerak dan
sedikit maknanya.
Tanda Salib, dibuat saat:
-
memasuki
gereja sambil menandai diri dengan air suci sebagai tanda peringatan
pembaptisan yang telah kita terima;
-
mengawali
dan mengakhiri Perayaan Ekaristi;
-
menerima
percikan air suci kalau dibuat sebagai pengganti Pernyataan Tobat. Tanda ini
mengungkapkan kesadaran kita sebagai anak Allah dan kesetiaan kita pada janji
baptis;
-
memulai
Bacaan Injil dengan membuat tanda salib pada dahi, mulut, dan dada untuk
mengungkapkan hasrat agar budi diterangi, mulut disanggupkan untuk mewartakan,
dan hati diresapi oleh Sabda Tuhan.
-
menerima
berkat pengutusan pada bagian Penutup.
Berdiri, dilakukan ketika:
-
menyambut
Imam dan para Pelayan yang berarak menuju Altar. Ini menunjukkan penghormatan kepada
Allah yang datang dan hadir di tengah Umat. Kita berdiri dari awal hingga Doa
Pembuka, kecuali saat Tobat kita berlutut. Tapi, karena di Gereja kita masih
belum memungkinkan untuk berlutut saat Tobat, jadi kita tetap berdiri ya;
-
pemakluman
Injil sebagai tanda hormat pada Tuhan Yesus Kristus yang bangkit mulia dan yang
hendak memaklumkan Sabda-Nya;
-
mengucapkan
Syahadat untuk memperbaharui pengakuan iman sebagai tanda kesediaan menjadi
saksi iman;
-
menyampaikan
Doa Umat, sebagai tanda hormat pada Allah yang setia mendengarkan dan
mengabulkan doa-doa umat;
-
memulai
Doa Syukur Agung (Prefasi) hingga Kudus, sebagai tanda hormat dan syukur pada
Allah;
-
mengucapkan/menyanyikan
Doa Bapa Kami sebagai tanda pujian dan permohonan;
-
Imam
mengucapkan Doa Sesudah Komuni sebagai tanda syukur.
Berlutut, dilakukan saat:
-
mengucapkan
Doa Tobat untuk menunjukkan sikap kerendahan hati dan permohonan ampun;
-
mengucapkan
“Ia dikandung dari Roh Kudus, dilahirkan
oleh Perawan Maria dan menjadi manusia” (Syahadat Nikea-Konstantinopel)
atau “yang dikandung dari Roh Kudus,
dilahirkan oleh Perawan Maria” (Syahadat Para Rasul) khusus pada Hari Raya
Natal sebagai ungkapan iman yang mendalam;
-
Imam
mendoakan kisah institusi (Kisah
Perjamuan Tuhan) dalam Doa Syukur Agung, termasuk di dalamnya kata-kata
konsekrasi, sebagai tanda hormat dan pujian;
-
Mempersiapkan
diri pada waktu akan menerima komuni dan meresapkan kehadiran Tuhan Yesus di
dalam hati pada waktu telah menerima komuni sebagai sikap sembah sujud untuk
hormat kepada Allah.
Lalu bagaimana di gereja paroki
kita? Khan ga ada sarana buat berlutut? Karena tidak memungkinkan berlutut,
umat hendaknya berdiri. Jadi yang seharusnya berlutut kita ganti dengan
berdiri. Tapi jika kita berkesempatan mengikuti Perayaan Ekaristi dimana
gerejanya punya sarana berlutut, kita harus berlutut ya..
Menebah Dada, gerakannya mirip ‘menepuk’ dada,
dibuat ketika mengucapkan “… saya
berdosa, saya berdosa, saya sungguh berdosa..” pada pernyataan Doa Tobat Saya Mengaku pada Ritus Pembuka sebagai
tanda tobat dan penyesalan.
Menyembah, dilakukan ketika Imam mengangkat
Tubuh dan Darah Kristus setelah mengucapkan kata-kata konsekrasi sebagai tanda
hormat dan bakti kepada Tuhan.
Menundukkan Kepala, dilakukan ketika:
-
Imam
selesai mengangkat Tubuh dan Darah Kristus setelah mengucapkan kata-kata
konsekrasi sebagai tanda hormat dan bakti kepada Tuhan;
-
menerima
berkat sebagai tanda kesediaan dan kerendahan hati.
Membungkuk, dilakukan ketika mengucapkan “Ia dikandung dari Roh Kudus, dilahirkan
oleh Perawan Maria dan menjadi manusia” (Syahadat Nikea-Konstantinopel)
atau “yang dikandung dari Roh Kudus,
dilahirkan oleh Perawan Maria” (Syahadat Para Rasul) sebagai tanda ungkapan
iman.
Mengatupkan Tangan, (mengatupkan tangan di dada) dibuat
ketika akan menerima komuni sebagai ungkapan kesetiaan pada Tuhan.
Duduk, dilakukan saat:
-
Kitab
Suci dibacakan, selain Injil, sebagai ungkapan kesediaan mendengar dan
merenungkan Sabda Tuhan;
-
persiapan
persembahan sebagai ungkapan kesediaan memberi diri kepada Tuhan dengan penuh
penyerahan;
-
petugas
membacakan pengumuman sebagai kesediaan mendengarkan dan melaksanakan tugas
kewajiban.
_-Sumber: Buku TPE-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar