1. Ritus Pembuka
Ritus pembuka bertujuan untuk mempersatukan umat yang berkumpul dan mempersiapkan mereka agar mereka dapat mendengarkan Sabda Allah dan merayakan Ekaristi dengan layak. Ritus pembuka ini dapat dihilangkan atau dilaksanakan secara khusus apabila Misa didahului perayaan lain, namun asalkan sesuai dengan kaidah buku-buku liturgy (PUMR 46). Salah satu contoh ialah Misa hari Rabu Abu.
2. Liturgi Sabda
Liturgi Sabda bersama dengan Liturgi Ekaristi merupakan dua bagian pokok Perayaan Ekaristi. Setelah Ritus Pembuka diakhiri dengan Doa Pembuka, kita memasuki Liturgi Sabda. Liturgi Sabda tersusun atas dua struktur pokok, yakni Pewartaan Sabda Allah dan Tanggapan umat atas Sabda Allah itu. Dengan demikian, Liturgi Sabda memuat suatu dialog perjumpaan antara Allah yang bersabda dan umat yang menanggapi Sabda Allah itu. Pewartaan Sabda allah dilaksanakan dalam pembacaan Kitab Suci dan Homili yang memperdalam Sabda Allah itu. Tanggapan umat atas Sabda Allah itu terungkap melalui Mazmur Tanggapan dan Bait Pengantar Injil, serta Syahadat dan Doa Umat yang memperdalam tanggapan umat tersebut.
Struktur dasar Liturgi Sabda terdiri atas:
- Bacaan
Pertama: Pada
hari Minggu dan hari raya diambil dari Perjanjian Lama. Bacaan pertama ini
memiliki hubungan tematis dengan Injil sehingga terungkaplah kesinambungan
sejarah keselamatan Allah dari Perjanjian Lama dan berpuncak pada diri
Yesus Kristus yang diwartakan dalam Injil.
- Mazmur
Tanggapan: Mazmur
Tanggapan merupakan tanggapan umat terhadap Sabda Allah yang baru saja
diwartakan dan didengarkan. Mazmur Tanggapan sungguh-sungguh termasuk
bagian pokok liutrgi sabda. Di samping sebagai ungkapan tanggapan umat
juga untuk mendorong umat dalam merenungkan dan meresapkan Sabda Allah.
Idealnya mazmur tanggapan dinyanyikan, sekurang-kurangnya bagian refren
yang untuk umat. Jika terpaksa dibacakan harus diciptakan suasana khidmat
dan meditatif yang cocok bagi perenungan sabda.
- Bacaan
Kedua: Bacaan
kedua berfungsi mempersiapkan umat kepada puncak perayaan sabda, yakni
Injil. Biasanya diambil dari tulisan Perjanjian Baru dan sering disebut
epistola (= surat). Tema bacaan kedua tidak memiliki hubungan dengan
bacaan pertama dan Injil.
- Bait
Pengantar Injil: Bait
Pengantar injil mempersiapkan umat untuk mendengarkan bacaan Injil. Bait Pengantar
Injil digunakan untuk mengiringi perarakan Injil ke mimbar dan bermakna
untuk mengungkapkan pujian atas kemuliaan Kristus yang akan hadir dan
berbicara melalui Injil. Umat menghormati kedatangan Kristus dengan sikap
berdiri. Bait Pengantar Injil selalu dinyanyikan sesuai dengan sifat
dasarnya yang merupakan ungkapan pujian sukacita kepada Tuhan yang
bangkit. Jika tidak dinyanyikan sebaiknya dilewatkan saja.
- Injil: Bacaan Injil merupakan puncak Liturgi
Sabda. Bacaan Injil lebih mulia daripada bacaan-bacaan lainnya. Gereja
menghormati pembacaan Injil karena pada saat Injil dibacakan, Tuhan Yesus
Kristus sendiri hadir dan bersabda kepada Gereja-Nya.
- Homili: Homili (Yunani: Homilia yang berarti
percakapan dan komentar), merupakan pewartaan sabda Allah yang bertolak
dari bacaan Kitab Suci. Homili bertujuan menjelaskan dan mengajarkan
misteri Kristus sehingga menjadi relevan bagi kehidupan umat. Homili beda
dengan khotbah (bhs Arab). Khotbah merupakan pewartaan Sabda Allah dan
pewartaan iman kristiani yang bertolak dari pengalaman iman dan tidak
selalu merupakan penjelasan suatu teks Kitab Suci.
- Syahadat
atau Credo: adalah
pernyataan iman seluruh umat beriman dan ungkapan tanggapan umat terhadap
sabda Allah yang telah didengarkan melalui bacaan-bacaan dan homili.
Syahadat mesti dinyanyikan atau diucapkan oleh seluruh umat beriman.
- Doa
Umat: merupakan
bentuk pelaksanaan imamat umum seluruh umat beriman. Umat beriman berdoa
bersama secara resmi bukan hanya untuk diri sendiri dan kepentingan
kelompok melainkan untuk seluruh Gereja semesta.
3. Liturgi Ekaristi
Liturgi Ekaristi menjadi pusat seluruh Perayaan Ekaristi. Sebab, dalam Liturgi Ekaristi ini terdapat Doa syukur Agung yang menjadi pusat dan puncak seluruh Perayaan Ekaristi.
Susunan Liturgi Ekaristi:
- Persiapan
Persembahan
- Doa
Syukur Agung
- Komuni
4. Ritus Penutup
Berfungsi untuk mengakhiri seluruh rangkaian Perayaan Ekaristi dan sekaligus mengantar umat beriman untuk kembali ke perjuangan hidup sehari-hari dan menalankan perutusannya di dunia. Inti pokok Ritus Penutup: Berkat dan Pengutusan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar