Senin, 08 Juni 2015

Kebahagiaan Sejati Kita

2Kor 1:1-7; Mzm 34:2-3,4-5,6-7,8-9; Mat 5:1-12
Pekan Biasa X
Yesus Kristus bersabda, “Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, … berbahagialah orang yang berdukacita…., berbahagialah orang yang lemah lembut..,  berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran…, berbahagialah orang yang murah hati…, berbahagialah orang yang suci hatinya…, berbahagialah orang yang membawa damai…, berhagialah kalian, jiwa dicela dan dianiaya, difitnah… bersukacita dana bergembiralah…”
Pesan sabda bahagia jelas. Kita semua dipanggil untuk kebahagiaan sejati. Tiap orang ingin bahagia. Bahagia itu anugerah Allah. Kebahagiaan sejati hanya diperoleh dalam Allah saja. Hanya Allah sajalah yang dapat memuaskan kita.
Kebahagiaan sejati yang ditawarkan Yesus Kristus berbeda dengan kebahagiaan yang ditawarkan dunia. Kita justru akan bahagia bila kita bersemangat miskin, lapar dan haus akan Allah, berdukacita dan dianiaya-difitnah.


Apa artinya? Yesus menyatakan kerendahan hati adalah sumber hidup bahagia melimpah. Semangat kemiskinan membuka ruang berlimpah Kerajaan Allah sebagai harta kekayaan kita. Lapar dan haus akan kebenaran menjadi kepenuhan kekuatan dalam Roh. Dukacita dan aniaya pun fitnah memberi kemerdekaan dan sukacita dari segala penindasan rohani.
Dalam Adorasi Ekaristi Abadi, kita menyembah Yesus Kristus yang menjanjikan kepada kita sukacita surgawi yang lebih sempurna dibandingkan segala beban berat persoalan hidup kita di dunia. DI sana kita mengalami kebahagiaan karena lapar dan haus akan Allah saja.
Tuhan Yesus Kristus, tak seorang pun dapat hidup tanpa sukacita dan kebahagiaan sejati. Terima kasih Engkau menawarkan kebahagiaan sejati kepada kami. Semoga kami menginginkan Dikau di atas segala yang lain dan menemukan sukacita sempurna dalam melakukan kehendak-Mu kini dan selamanya. Amin.

Tidak ada komentar: